Jakarta (ANTARA) - Sepak bola putri Indonesia berduka atas meninggalnya mantan pelatih timnas putri saat berlaga di Asian Games 2018 yaitu Satia Bagdja Ijatna dan salah satunya disampaikan legenda timnas putri, Papat Yunisal.
"Beliau merupakan sosok yang dekat dan selalu ingin memajukan sepak bola wanita. Dia terlibat dalam perubahan sepak bola putri yang lebih baik dan tertata. Sepak bola wanita sangat berduka," kata Papat kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Menurut perempuan yang bermain untuk timnas putri di Kejuaraan Putri ASEAN edisi 1982 itu, Satia Bagdja memiliki kemampuan untuk mendekatkan diri dengan pesepak bola putri.
Selama menangani timnas putri di Asian Games 2018, di mana ketika itu Papat Yunisal sebagai manajer tim, Satia Bagdja mampu menghadirkan rasa nyaman dan suasana kekeluargaan dalam skuat.
Baca juga: Satia Bagdja gantikan Rully Nere
Baca juga: PSSI seleksi tiga pelatih untuk timnas putri
"Sebagai orang yang pernah melatih atlet putri UNJ (Universitas Negeri Jakarta-red), dia bisa memosisikan diri dengan baik sebagai pelatih, guru dan ayah bagi atlet. Dia mengerti apa yang diperlukan oleh atlet perempuan yang secara psikologis berbeda dengan atlet laki-laki. Satia Bagdja mengetahui kapan dia harus tegas, kapan dia mesti mendekati pemain. Selalu memiliki solusi terbaik untuk setiap masalah," kata Papat menjelaskan.
Ketua Asosiasi Sepak Bola Wanita itu juga mengaku terkejut dengan kepergian Satia Bagdja ke pangkuan Sang Pencipta.
"Sebelumnya tidak pernah ada kabar dia menderita sakit dan lain-lain. Baru tadi sore ada pesan dari keluarga yang mengatakan beliau sedang sakit dan kesehatannya tinggal 20 persen," kata Head of Women's Football PSSI itu.
Satia Bagdja Itjatna meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Bekasi, Jawa Barat, Senin sekitar pukul 20.45 WIB karena sakit.
Selama kariernya sebagai pelatih, pria yang juga dosen di Universitas Negeri Jakarta itu dikenal sangat dekat dengan pelatih Madura United Rahmad Darmawan dan hampir selalu mengikuti pria asal Lampung itu sebagai asisten pelatih. Dia pun sudah mengantongi lisensi A AFC.
Satia Bagdja adalah asisten pelatih ketika Rahmad Darmawan menjabat pelatih kepala di Persikota Tangerang, Arema Malang, Persebaya Surabaya, Persija, timnas U-23 tahun 2011-2013 dan terakhir di klub Malaysia T-Team.
Mereka baru berpisah jalan saat Rahmad Darmawan menangani Sriwijaya FC untuk Liga 1 musim 2018. Pada musim kompetisi 2019, Satia Bagdja melatih Persiba Balikpapan yang berlaga di kompetisi Liga 2 Indonesia.
Baca juga: Satia Bagdja jadi pelatih baru Persiba
Baca juga: Rully Nere siap kembali tangani timnas Indonesia putri
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020