Kudus (ANTARA News) - Belasan pengikut aliran Sabdo Kusumo menyatakan bertobat menyusul Margono (40) salah seorang pengikut Sabdo asal Desa Karanganyar, Kabupaten Demak yang pada Jumat (4/12) menyatakan tobat secara terbuka di hadapan umum.
"Hingga pekan ini, kami mencatat ada belasan pengikut Sabdo Kusumo yang menyatakan pertobatannya," kata perwakilan masyarakat Desa Kauman yang juga menjadi perwakilan dari tim Menara Kudus, Maesah Anggni, Minggu.
Pertobatan para pengikut Sabdo tersebut, katanya, ada yang dilakukan secara terang-terangan di hadapan masyarakat umum dan ada juga yang dilakukan secara tersembunyi dan hanya diketahui oleh beberapa orang saja.
Banyaknya pengikut Sabdo yang bertobat, memperkuat dugaan aliran Sabda Kusumo memang menyimpang dari ajaran Islam.
"Selama ini, Sabdo memang menolak tuduhan tersebut, tetapi kami mulai menemukan fakta-fakta baru," ujarnya.
Beberapa fakta baru yang diperoleh tim Menara dari beberapa pengikut Sabda yang tobat, yakni munculnya kesaksian pembaiatan dilakukan langsung oleh Sabdo Kusumo antara tahun 2000 hingga 2004.
"Pada periode tersebut, para pengikut aliran Sabdo dibaiat langsung oleh Sabdo," ujarnya.
Pembaiatan dilakukan dengan cara menuliskan kalimat syahadat makrifat (syahadat versi Sabda yang telah diubah) di atas secarik kertas, setelah dihafalkan kemudian ditelan.
"Kami juga memiliki saksi yang menyatakan fakta tersebut, meskipun Sabdo selalu membantah tidak pernah melakukan pembaiatan dan yang memimpin setiap acara adalah Abdul Kholiq," ujarnya.
Dalam pembaiatan yang dipimpin Sabdo, katanya, kalimat syahadat tauhid dan syahadat rasul diubah menjadi syahadat versi kelompok ini. "Syahadat yang seharusnya berbunyi `asyhadu anla ilaaha illallah waasyhadu anna Muhammadan Rasulullah`, diganti `asyhadu anla ilaaha illallah waasyhadu anna Suma Rasulullah," ujarnya.
Setelah Suma meninggal, pembaiatan dipimpin oleh Abdul Khalik, dengan bacaan kalimat syahadat yang diganti dengan "asyhadu anla ilaaha illallah waasyhadu anna Sabda Kusuma Rasululullah".
Sebelumnya, Margono mengatakan, jumlah pengikut Sabdo cukup banyak. "Jumlahnya bisa mencapai puluhan, tetapi banyak pula yang keluar masuk," ujarnya.
Sedangkan jumlah pengikut dari Desa Karanganyar, katanya, ada sekitar empat orang. "Empat orang ini memang saya kenal. Kalaupun ada warga lain yang pernah menjadi pengikut Sabdo saya belum mengetahuinya," ujarnya.
Ia mengaku, pertama kali mengenal aliran Sabdo ketika mendapat pesanan lukisan kereta dari Kusmanto alias Sabdo Kusumo.
"Dia pesan lukisan melalui Abdul Latif, selanjutnya saya diperkenalkan dan ditawari untuk mengikuti pengajian kelompok mereka," ujarnya.
"Selama tiga tahun mengikuti pengajian mereka, saya belum menemukan hal aneh atau ajaran yang menyimpang. Tetapi, setelah dibaiat dengan membaca kalimat syahadat yang berbeda dari ajaran Islam, saya mulai merenung dan menyesali diri hingga akhirnya menyatakan tobat," ujar Margono yang berprofesi sebagai perajin seni kaligrafi.
Terhadap sejumlah warga yang pernah menjadi pengikut aliran Sabdo Kusumo, dia berharap, segera bertobat, karena ajaran Sabdo jelas-jelas tidak sesuai ajaran Islam.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009