Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat, temukan sejumlah hati sapi kurban yang tidak layak konsumsi di beberapa titik, karena mengandung cacing.
"Temuan ini langsung kami tindak lanjuti dengan mengamankan hati sapi itu agar tidak diedarkan apalagi sampai dikonsumsi yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, hati sapi mengandung cacing tersebut langsung dimusnahkan petugas demi pengamanan. Sejak hari pertama perayaan Idul Adha 1441 Hijriyah, pihaknya sudah menurunkan puluhan petugasnya untuk memastikan tidak ada hewan kurban yang sakit apalagi sampai terjangkit penyakit berbahaya.
Namun demikian, hingga kini tidak ada temuan maupun laporan adanya hewan kurban yang terserang penyakit, hanya temuan hati mengandung cacing saja. Meskipun aman dikonsumsi jika dibersihkan dan dimasak dengan benar menggunakan suhu tinggi, tapi petugas tidak ingin mengambil risiko.
Baca juga: Penyaluran kurban di Sukabumi gunakan pembungkus besek
Baca juga: Pemkot Sukabumi Perketat Penjualan Hewan Kurban
Lanjut dia, dari pantauan pihaknya untuk warga yang berkurban daging sapi di Kota Sukabumi diperkirakan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Hingga saat ini, masih dalam pendataan untuk jumlah sapi, kambing, domba dan kerbau yang dikurbankan pada Idul Adha 2020.
"Kami tidak menerima laporan dari warga maupun petugas di lapangan adanya hewan kurban yang sakit dan mengidap penyakit ternak berbahaya, seluruh proses penyembelihan berjalan lancar," katanya.
Di sisi lain, Andri mengatakan di masa pandemi ini, jauh hari sebelum perayaan pihaknya telah memberikan imbauan kepada warga agar selama prosesi penyembelihan hingga pembagian daging kurban untuk tetap menerapkan protokol kesehatan maksimal, seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, Pemkot Sukabumi juga meniadakan pemotongan hewan kurban di Masjid Agung untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan warga yang berpotensi terjadinya penyebaran COVID-19.
Kemudian menegur warga yang saat penyembelihan disaksikan banyak orang dan tidak menerapkan protokol kesehatan. Meskipun saat ini sedang pandemi, ternyata antusias masyarakat untuk berkurban tinggi.*
Baca juga: Penjual kurban wajib miliki surat kesehatan hewan
Baca juga: Sapi betina jangan dijual, kata Dinas Peternakan Sukabumi
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020