Jakarta (ANTARA) - Atlet panjat tebing Indonesia Rahmad Adi Mulyono keluar sebagai juara dalam ajang IFSC Connected Speed Knockout atau kejuaraan speed daring yang diinisiasi oleh Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC), Minggu (2/8).
Rahmad Adi berhak mendapat medali emas setelah mengalahkan atlet dari Italia, Gianluca Zodda, dengan catatan waktu 5,7 detik. Catatan waktu ini mendekati rekor dunia 5,48 detik yang masih dipegang oleh atlet dari Iran, demikian catatan resmi FPTI yang diterima di Jakarta, Senin.
Pada babak penyisihan, penampilan Rahmad Adi stabil. Rata-rata waktu yang dicapai di bawah 6 detik. Memasuki babak perempat final, dia berhasil mengalahkan juara dunia dari Rusia, Vladislav Deulin. Penampilannya yang cemerlang itu terus mengantarkannya hingga babak final.
Di final, Adi mengalahkan Gialucca Zooda dari Italia yang notabene adalah pemanjat senior, dengan catatan waktu 5,770 detik. Sementara Zooda mencatatkan waktu lebih lambat 5,798 detik.
Baca juga: Peluang Indonesia tuan rumah kejuaraan panjat tebing Asia tertutup
Baca juga: Seluruh turnamen panjat tebing internasional ditunda
"Adi sendiri adalah atlet kita yang masih cukup muda dan sangat potential untuk dikembangkan prestasinya. Kami mengharapkan dukungan dari masyarakat Indonesia agar atlet-atlet kita bisa terus mengharumkan nama bangsa ke depannya," ujar Ketua Umum PP FPTI Yenni Wahid.
"Secara khusus saya mengapresiasi para atlet kita yang tetap menunjukkan prestasi terbaik walaupun dalam suasana pandemi dan penuh keprihatinan," kata dia.
Kejuaraan ini dilaksanakan dengan sistem daring, sehingga menjadi pengalaman pertama dalam sebuah kejuaraan panjat tebing level dunia.
Diikuti oleh 50 peserta dari sembilan negara di tujuh lokasi, para atlet berlaga di negara masing-masing dan penilaian pun dilakukan secara daring.
Baca juga: Aries Susanti Rahayu, pemecah rekor dan perayaan prestasi perempuan
Baca juga: Ade Yasin minta Menpora dukung Bogor jadi tuan rumah Piala Dunia 2021
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020