Kolombo (ANTARA) - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berharap dapat memperkuat dominasinya lewat pemilihan umum yang digelar, Rabu, sehingga ia dapat memenangkan saudara laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa, dan memungkinkan keduanya mengubah konstitusi negara jika mereka menang pemilu.

Rajapaksa, yang menyatakan dirinya berhasil mengendalikan COVID-19 di Sri Lanka, berharap dapat memenangkan saudara laki-lakinya dan mantan presiden, Mahinda Rajapaksa, sebagai perdana menteri secara resmi. Saat ini, Mahinda menjabat sebagai pelaksana tugas untuk perdana menteri.

Para pemilih diwajibkan mengenakan masker, membawa pulpen sendiri, dan menjaga jarak saat mengikuti pemilihan legislatif di Sri Lanka, negara berpopulasi 21 juta jiwa. Pemerintah telah dua kali menunda penyelenggaraan pemilihan legislatif di Sri Lanka akibat pandemi COVID-19.

Suara yang diberikan para pemilih akan dihitung Kamis.

Sri Lanka mengumumkan per Minggu (2/8) 2.816 orang positif COVID-19 dan 11 di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasus positif dan korban jiwa di Sri Lanka lebih rendah daripada di India, negara tetangganya. Pemerintah Sri Lanka memberlakukan karantina sejak Maret.

"Kami akan memastikan kalian dapat memberikan suara dengan aman," kata ketua komisioner pemilihan umum, Mahinda Deshapriya. Ia meminta masyarakat mengikuti pemilu tanpa rasa takut.

Kakak-beradik Rajapaksa membangun karier politik mereka sebagai sosok-sosok nasionalis Buddha Suku Sinhala, etnis mayoritas di Sri Lanka. Oleh karena itu, Mahinda diperkirakan akan unggul dari Sajith Premadasa dan mengukuhkan posisinya sebagai perdana menteri, kata beberapa pengamat.

Gotabaya Rajapaksa, yang memenangi pemilihan presiden pada Nomber, tidak berniat terpilih kembali dalam pemungutan suara di parlemen.

Sri Lanka tidak punya kebiasaan menggelar jajak pendapat sebelum pemilu.

Premadasa, calon perdana menteri dari kubu oposisi, merupakan anak laki-laki Ranasinghe Premadasa, yang tewas dalam aksi teror bom bunuh diri oleh milisi Tamil pada 1993 saat ia menjadi presiden Sri Lanka.

Keluarga Rajapaksa pun menghendaki kekuasaan presiden yang terputus oleh pemerintahan sebelumnya sebagai upaya reformasi di tubuh pemerintah guna mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

"Mayoritas masyarakat di Sri Lanka (menunjukkan) mereka telah memutuskan ingin keluarga Rajapaksa kembali dengan memilih Gotabaya Rajapaksa sebagai presiden," kata Jayadeva Uyangoda, pengamat politik independen. Ia mengatakan pernyataan yang harus diajukan apakah mereka akan menguasai mayoritas suara untuk membuat perubahan besar di Sri Lanka.

Pemerintah menjalankan reformasi dengan membentuk berbagai lembaga independen, termasuk di bidang peradilan, hak asasi manusia, dan komisi kepolisian untuk membagi kewenangan yang sebelumnya terpusat di tangan presiden.

Presiden Rajapaksa mengatakan ia tidak dapat menjalankan rencananya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena pembatasan itu.

"Mustahil untuk membuat perubahan yang berarti dan menjalankan rencana yang saya janjikan ke masyarakat," kata dia minggu lalu.

Konstitusi di Sri Lanka harus diamandemen terlebih dahulu sebelum presiden mendapatkan kewenangan lebih untuk membuat perubahan. Artinya, Rajapaksa membutuhkan dukungan dua pertiga suara mayoritas di parlemen.

Sumber: Reuters


Baca juga: Pemimpin baru Sri Lanka tunjuk saudara PM sebagai menteri keuangan

Baca juga: Gotabaya Rajapaksa unggul dalam pemilihan presiden Sri Lanka

Baca juga: Rakyat Sri Lanka pilih presiden baru untuk obati perpecahan

Kunjungan Sejarah Presiden Sri Lanka

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020