Kairo (ANTARA News/AFP) - Israel harus menanggapi tuntutan HAMAS jika Tel Aviv mengingini pembebasan seorang prajuritnya, kata Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit, yang negarnya sedang berusaha menengai pertukaran tawanan, Minggu.
Pembicaraan tak langsung untuk menukar prajurit Gilad Shalit dengan sebanyak 1.000 tahanan Palestina meraih momentum bulan lalu tapi telah macet sehubungan dengan penolakan kelompok militan Israel, kata beberapa pejabat Palestina dan Mesir.
"Kami memberitahu Israel bahwa jika kalian mengingini tentara kalian, maka kalian harus membayar harga yang dituntut oleh pihak Palestina," kata Abul Gheit sebagaimana dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.
Ia menambahkan Israel "tak boleh membebas-besarkan tuntutannya.
Israel dan HAMAS bulan lalu melaporkan kemajuan dalam perundingan itu, yang telah berlangsung sejak Shalit ditangkap dalam satu serangan lintas perbatasan dari Jalur Gaza tiga tahun lalu, tapi sejak itu telah meremehkan laporan mengenai kesepakatan yang mungkin dicapai.
HAMAS dan Israel telah sangat merahasiakan rincian sengketa yang belum terselesaikan, tapi beberapa pejabat Palestina dan Mesir mengatakan pembicaraan tersebut macet setelah Israel menolak membebaskan sekelompok pejuang garis keras yang dituntut HAMAS.
Seorang pejabat Palestina mengatakan tahanan yang menjadi sengketa itu adalah termasuk Marwan Barghuti, yang menjalani lima masa tahanan seumur hidup karena serangan terhadap orang Israel, dan Ahmed Saadat, yang kelompoknya membunuh seorang menteri Israel.
Mesir, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan Jerman telah menengah kesepakatan.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009