Sekarang, ada tambahan kasus dari tenaga kesehatan yang bekerja di luar daerah
Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Yogyakarta dalam dua pekan terakhir terus mengalami peningkatan, bahkan jumlahnya bertambah hingga dua kali lipat dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, jumlah warga terkonfirmasi positif pada 27 Juli tercatat sebanyak sembilan orang, 38 sembuh dan tiga meninggal dunia. Namun jumlah tersebut berkembang dua kali lipat menjadi 20 terkonfirmasi positif, 41 sembuh dan tiga meninggal dunia per 2 Agustus pukul 12.00 WIB.
“Perkembangan kasus di Yogyakarta perlu mendapat pencermatan yang signifikan terutama untuk mencari sumber awal penularannya supaya bisa dilakukan pencegahan lebih cepat,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Menurut Heroe, penambahan kasus COVID-19 di Yogyakarta dalam sepekan terakhir dipicu oleh klaster tenaga kesehatan, meski banyak tenaga kesehatan tersebut yang tidak bekerja di Kota Yogyakarta tetapi bekerja di kabupaten sekitar seperti Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul.
Heroe menyebut, sudah melakukan swab test terhadap tenaga kesehatan yang bekerja di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta dan hasilnya negatif.
“Untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan fasilitas kesehatan lain hasilnya sudah ‘clear’. Semuanya negatif. Sekarang, ada tambahan kasus dari tenaga kesehatan yang bekerja di luar daerah,” katanya.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah menjadi 434 orang
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah menjadi 421 orang
Selain itu, lanjut Heroe, terdapat beberapa kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang belum diketahui sumber awal penularannya dan membutuhkan tracing yang intensif supaya bisa diketemukan lebih cepat sumber penularannya.
“Kalau tenaga kesehatan terpapar, maka sangat dimungkinkan karena mereka memang bersinggungan dengan penanganan kasus di fasilitas kesehatan. Apakah mereka punya interaksi yang lebih luas? Itu yang perlu dicari,” katanya.
Selain itu, lanjut Heroe, Kota Yogyakarta sudah sangat terbuka sehingga banyak warga dari luar daerah termasuk warga atau wisatawan dari wilayah yang masuk dalam zona merah pun datang ke Yogyakarta.
“Mungkin saja ini menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir,” katanya.
Oleh karena itu, Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta meminta agar Dinas Kesehatan melakukan proses tracing dengan lebih intensif.
“Hal ini berkaitan dengan kebijakan yang akan kami terapkan dalam upaya pencegahan dan pengendalian kasus. Data yang ada harus valid terlebih dulu,” katanya.
Di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, juga ada tambahan tenaga teknis yang dinyatakan positif COVID-19, sehingga saat ini ada dua tenaga teknis yang terkonfirmasi positif COVID-19.
“Semua pegawai yang berada di bidang dan ruangan yang sama dengan tenaga teknis yang positif COVID-19 ini seluruhnya menjalani swab test,” katanya.
Heroe mengatakan, kedua tenaga teknis tersebut rata-rata memiliki tugas di lapangan sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengupayakan untuk segera melakukan swab dan rapid test bagi tenaga lapangan lain seperti Jogoboro, Satpol PP, petugas Dinas Perhubungan, dan petugas di Dinas Lingknungan Hidup serta di Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian.
“Dari swab test tersebut, maka akan diketahui bagaimana persebaran kasus ini di lingkungan perkantoran,” katanya yang sedang melakukan pengadaan swab dan rapis test dengan APBD Kota Yogyakarta.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di DIY bertambah 64
Baca juga: Perpanjangan tanggap darurat untuk dukung kebijakan anggaran COVID-19
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020