Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 18 kru atau awak pesawat Garuda Indonesia Airways (GIA) yang mengangkut jemaah haji kelompok terbang (kloter) 04 dari Lamongan, Jatim, kehilangan paspor.

"Hal itu terungkap saat jemaah haji kloter 04 dari Lamongan mendarat di Bandara Juanda Surabaya pada Jumat (4/12) pukul 21.40 WIB atau terlambat 265 menit dari jadwal," kata anggota Humas PPIH Debarkasi Surabaya H.N.Y. Shirotol Mustaqim di Surabaya, Sabtu.

Setiba di Asrama Haji Debarkasi Surabaya (AHDS) di Sukolilo, Surabaya, katanya, tiba-tiba ada pengumuman yang mengimbau jemaah yang membawa tas yang bukan miliknya akibat tertukar untuk diserahkan kepada petugas.

"Petugas juga berkeliling mencari sebuah tas milik kru Garuda dan sampai dengan proses penerimaan selesai pada Sabtu dinihari, ternyata tas tersebut tidak diketemukan," katanya.

Menurut petugas Garuda di AHDS, Hudi, ada sebuah tas milik kru Garuda yang diperkirakan terbawa jemaah, karena saat penerbangan ada barang-barang jemaah yang diletakkan di bagian belakang pesawat yang kebetulan merupakan kursi kosong dan berdekatan dengan tas kru Garuda.

"Saat jemaah turun, ternyata tas tersebut menghilang, jadi kemungkinan terbawa oleh jemaah, karena itu jemaah kloter 04 diperiksa barangkali ada yang secara tidak sengaja membawa tas tersebut," katanya.

Hingga Sabtu (5/12) siang, para kru Garuda tidak bisa langsung keluar dari Bandara Juanda, Surabaya akibat tas yang berisi 18 paspor kru Garuda itu belum ditemukan.

Tahun ini,Garuda menyediakan pesawat yang disewa dari Cors Internasinal Airlines Prancis dengan sekitar 600 seat/kursi, sehingga satu kloter penuh sebanyak 450 jamaah dengan lima petugas, maka seat/kursi yang kosong masih sekitar 50-an.

"Untuk 338 tas koper jemaah kloter 01 yang tidak terangkut pesawat sudah diantar oleh Garuda ke Surabaya lewat penerbangan domestik dan akhirnya diantar petugas Garuda ke Lamongan pada Jumat (4/12) pukul 17.00 WIB," katanya, mengutip pernyataan H. Nasrun dari petugas Garuda di AHDS. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009