Perseroan juga tercatat menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besarJakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp768 miliar pada semester I 2020 yang ditopang oleh pendapatan bunga bersih Rp4,43 triliun dan catatan laba dari operasional di luar provisi Rp1,99 triliun.
“Perolehan laba bersih pada semester I ini melebihi ekspektasi,” kata Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Senin.
Capaian pendapatan bunga bersih Rp4,43 triliun disumbang oleh kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 0,32 persen (yoy) yaitu dari Rp251,04 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp251,83 triliun di periode yang sama tahun ini.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi menjadi penyumbang pertumbuhan kredit BTN secara keseluruhan yakni memiliki porsi 45,11 persen dari total portofolio kredit yang tumbuh positif di level 5,84 persen (yoy). KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik dari Rp107,34 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp113,61 triliun.
Di segmen kredit perumahan, Bank BTN juga telah menyalurkan KPR Non-subsidi, kredit perumahan lainnya, dan kredit konstruksi yang masing-masing Rp79,87 triliun, Rp7,56 triliun, dan Rp27,87 triliun per semester I 2020.
Dengan penyaluran tersebut, total KPR di Bank BTN tumbuh 2,47 persen (yoy) yaitu dari Rp188,82 triliun menjadi Rp193,49 triliun per 30 Juni 2020.
Kemudian, BTN turut menyalurkan kredit senilai Rp22,91 triliun per akhir Juni 2020 untuk segmen kredit non perumahan.
Untuk rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) turun dari 2,42 persen per Juni 2019 menjadi 2,4 persen pada Juni 2020.
“Perseroan juga tercatat menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besar. Ini merupakan inisiatif perseroan dalam rangka menjaga kualitas pertumbuhan bisnis di tengah pandemi,” ujarnya.
Pada semester I 2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank BTN melonjak ke level 107,9 persen atau meningkat dari 37,87 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 2,99 persen (yoy) dari Rp219,76 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp226,32 triliun yang ditopang perolehan giro sebesar 13 persen (yoy) dari Rp52,88 triliun pada periode sama 2019 menjadi Rp59,75 triliun di kuartal II 2020.
Dengan peningkatan giro tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) sebesar 3,75 persen (yoy) dari Rp92,83 triliun menjadi Rp96,32 triliun per semester I 2020.
“Kinerja positif pada kredit dan DPK telah berhasil menaikkan aset BTN sebesar 0,68 persen (yoy) menjadi Rp314,60 triliun,” katanya.
Untuk Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan naik ke level 132,22 persen pada semester I 2020 dari 105,5 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) pun turut menguat untuk menopang laju bisnis dari level 16,99 persen menjadi 19,1 persen per semester I 2020.
Sementara itu, unit usaha syariah (UUS) Bank BTN hingga semester I tahun ini mencetak laba bersih Rp100,33 miliar yang didukung oleh pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 3,07 persen (yoy) menjadi Rp23,88 triliun.
BTN Syariah juga mencatatkan perolehan DPK senilai Rp20,80 triliun per semester I 2020 sehingga aset UUS naik 6,56 persen (yoy) dari Rp29,18 triliun pada 30 Juni 2019 menjadi Rp31,09 triliun pada periode sama tahun ini.
Baca juga: Semen Indonesia-BTN kolaborasi percepat pembangunan perumahan
Baca juga: BTN yakini kredit perumahan bantu pulihkan ekonomi nasional
Baca juga: SMF kucurkan pinjaman Rp850 miliar kepada BTN
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020