Moskow (ANTARA News/AFP) - Para pemeriksa senjata nuklir AS, Sabtu WIB, mengakhiri hampir 20 tahun aktivitasnya mengawasi fasilitas rudal utama Rusia, kata jurubicara kedutaan besar AS di Moskow, beberapa jam sebelum perjanjian senjata nuklir penting (START, strategic arms reduction treaty), berakhir 5 Desember ini.
Ke 20 pemeriksa AS yang mengawasi kewajiban Rusia dalam memenuhi syarat perjanjian START 1991, telah meninggalkan pos mereka di fasilitas Votkinsk, sekitar 580 Km timurlaut Moskow, jelas jurubicara itu.
"Mereka telah pergi. Mereka pergi hari ini," ujarnya kepada AFP.
AS telah mendesak agar pemeriksaan itu diperpanjang, tetapi Moskow menolak sehingga pembicaraan untuk mengganti perjanjian itu menjadi macet, demikian laporan media dan pakar menyusul pembicaraan tersebut.
Seorang jurubicara deplu AS mengatakan pekan ini bahwa para perunding ingin memiliki perjanjian baru pada akhir Desember yang merupakan indikasi bahwa mereka mungkin akan gagal memenuhi tenggat waktu Jumat malam (Sabtu pagi WIB).
Perjanjian START --ditandatangani pada 1991 oleh Presiden AS George Bush dan pemimpin komunis Mikhail Gorbachev pada hari-hari terakhir Uni Soviet-- menghasilkan pengurangan menyeluruh arsenal nuklir kedua negara.
Perjanjian yang habis masa berlakunya pada 5 Desember ini, memberi akses pada pengawas AS sebagai bagian dari langkah transparansi yang dirancang untuk menjamin kedua bekas musuh Perang Dingin itu memenuhi kewajibannya.
Namun para pakar mengatakan Moskow ingin membuang ketentuan pengawasan perjanjian lama itu karena menganggap hal itu asimetris dan bagian dari konsensus yang dibuat oleh Uni Soviet yang lemah pada hari-hari menurunnya Perang Dingin.
Rusia telah menarik para pengawasnya di tempat rudal AS yang sama pada 2001. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009