"Pertunjukan ini secara visual akan mengangkat berbagai media, baik berbasis musik, tari maupun pemeranan. Secara konseptual karya itu mengacu pada pertunjukan tradisional di Jawa dan Bali," kata pimpinan produksi Citra Aryandari di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan pertunjukan tersebut juga akan diperkuat dengan kolaborasi berupa wayang kulit dan video.
"Pertunjukan itu sebagai misi diplomasi kebudayaan. Setidaknya, dalam konteks noninstitusional, ternyata diplomasi kebudayaan memang masih dapat dikembangkan," katanya.
Menurut dia, dukungan aktor muda dalam pergelaran ini merupakan langkah nyata untuk meregenerasi teater, dengan harapan lahirnya kreativitas berbasis gagasan yang lebih otentik, cerdas, segar, eksploratif, dan mencerahkan.
"Misi Studio 151 memang sejalan dengan strategi kebudayaan sebagaimana yang dikembangkan di era pemerintahan Soekarno," katanya.
Ia mengatakan pemerintah memberi perhatian dan kesempatan yang serius kepada yang muda untuk berperan secara aktif, dengan catatan secara kualitatif tetap memenuhi standar kelayakan.
"Dalam pertunjukan itu secara umum pendukungnya memang memiliki keterampilan di bidang teater, wayang musik, dan video. Mereka cukup lama tergabung dalam Studio 151," katanya.
Menurut dia, Studio 151 adalah sebuah wadah para mahasiswa, pengajar, dan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk mengembangkan gagasan seni pertunjukan yang inovatif.
"Kelompok ini didirikan pada 1995. Pertunjukan itu sebelum dipergelarkan di Singapura akan dipentaskan terlebih dulu di auditorium teater Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta pada 10 Desember 2009," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009