Tokyo (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama Jumat mengatakan bahwa rencana keberadaan pasukan Amerika Serikat di Okinawa masih dipertahankan.
Perdana menteri sebelumnya mengatakan, suatu keputusan mengenai di mana pangkalan AS yang kini berada di Okinawa itu akan dipindahkan, tidak akan dilakukan sampai tahun depan.
Komentarnya itu muncul beberapa jam setelah Mizuho Fukushima, pemimpin mitra koalisinya dari Partai Sosial Demokrat (SDP), mengatakan bahwa partainya mungkin akan meninggalkan pemerintah jika pangkalan masih berada di Okinawa.
Partai Demokratik Jepang (DPJ) mengatakan, bahwa pasukan AS masih menjadikan Okinawa sebagai pilihan.
"Kami belum membahas masalah ini, jika hal itu perlu dipecahkan akan dilakukan setelah akhir tahun," kata Hatoyama dalam konferensi pers.
Sejak mengambil-alih kekuasaan pada musim panas lalu, Partai Demokratik Jepang mengatakan, bahwa pihaknya akan mengembangkan hubungan persahabatan yang lebih seimbang dengan AS.
Sebagai bagian dari hubungan barunya ini, DPJ telah mendesak AS untuk merundingkan kembali perjanjian yang ditanda-tangani antara Washington dan pemerintah Partai Liberal Demokrat, yang mengizinkan tentara AS masih berada di Okinawa setelah 2014.
Pada hari sebelumnya, Fukashima mengatakan, bahwa dia dan partainya akan membuat keputusan serius jika tentara AS masih berada di Okinawa.
SDP telah sejak lama menentang pengiriman pasukan AS di Okinawa, tegasnya.
Status Perjanjian Angkatan Bersenjata (SOFA) tersebut pada saat ini sedang dirundingkan kembali oleh DPJ dan Washington, dengan Menteri Luar Negeri Katsuya Okada dan Menteri Pertahanan Toshimi Kitazawa sebagai wakil Jepang.
DPJ pada saat ini memimpin pemerintah koalisi dengan SDP dan Partai Rakyat Baru (PNP).
Hatoyama mengatakan, `saya telah memberikan pernyataan serius kepada Fukushima.`
Kepala Sekretaris Kabinet Hirofumi Hirano mengatakan, dia berharap akan menjadwalkan satu pertemuan antara mitra-mitra koalisi guna membahas masalah Okinawa mendatang.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009