Keputusan itu menyudahi tenor kedua Howe sebagai manajer klub pesisir selatan Inggris tersebut setelah delapan musim, yang sayangnya ditandai dengan kegagalan menghindarkan Bournemouth terdegradasi dari Liga Premier Inggris.
Kendati menang 3-1 di kandang Everton dalam laga pekan pemungkas musim 2019/20, Bournemouth hanya bisa finis di urutan ke-18, terpaut satu poin di bawah Aston Villa dan terdegradasi ke Divisi Championship setelah lima musim di Liga Premier.
Baca juga: Bournemouth terdegradasi, Eddie Howe sebut saatnya refleksi
Howe sebelumnya juga sempat berkarier sebagai pemain di Bournemouth sebelum pertama kali menerima tugas menjadi manajer interim pada 2008 dan kembali menangani klub itu sejak 2012.
Oleh karena itu, Howe menyebut keputusan bersamanya dengan manajemen klub untuk meninggalkan kursi manajer sebagai salah satu keputusan terberat.
"Menghabiskan 25 tahun di klub ini baik sebagai pemain maupun manajer, keputusan ini adalah salah satu yang terberat," tulis Howe dalam surat terbukanya yang disiarkan laman resmi Bournemouth.
"Terlepas dari rasa cinta dan kepedulian saya terhadap tim ini, saya dan manajemen merasa ini waktu yang tepat bagi klub ini menempuh arah baru," ujarnya menambahkan.
Tenor pertama Howe di Bournemouth berlangsung pada 2008-2011 dan kala itu ia berhasil membawa The Cherries promosi dari kasta keempat alias League Two ke League One.
Baca juga: Bournemouth kalahkan Everton, tapi tak selamat dari degradasi
Setelah sempat hijrah menangani Burnley semusim 2011/12, Howe kembali ke Bournemouth sejak Oktober 2012 untuk meraih promosi dua strata ke Liga Premier dalam kurun waktu dua setengah musim saja.
"Bournemouth akan selalu ada di hati saya, tapi saya percaya ini saatnya ada perubahan di klub ini," kata Howe.
"Saya selalu memastikan setiap keputusan yang saya ambil mengutamakan kepentingan klub dan suporter, itu juga berlaku untuk keputusan ini," ujarnya lagi.
Selama tenor keduanya menangani Bournemouth, Howe memimpin The Cherries meraih 143 kemenangan dalam 356 pertandingan resmi atau prosentase 40,17 persen.
Pada 2015 ia dinobatkan sebagai Manajer Terbaik versi asosiasi manajer se-Inggris (LMA), setelah berhasil menuntun Bournemouth menjuarai Divisi Championship dan promosi ke Liga Premier, sekaligus pertama kalinya ke kasta tertinggi sepak bola Inggris.
Di Liga Premier, Howe menikmati musim terbaik pada 2016/17 ketika membawa Bournemouth finis di urutan kesembilan, posisi terbaik tim itu sepanjang masa.
Baca juga: Tawaran Rp788 miliar City buat Nathan Ake diterima Bournemouth
Baca juga: Ringkasan dan klasemen akhir Liga Premier Inggris 2019/20
Baca juga: Harry Kewell dipercaya latih tim kasta keempat Oldham
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020