Hentikan semua kegiatan dan aktivitas selama tiga menit saja

Jakarta (ANTARA) - Tidak terasa hari demi hari berlalu begitu cepat dan kini menapaki waktu di bulan Agustus 2020.

Seperti tahun-tahun yang sudah berlalu, bulan ini umumnya ditandai dan diwarnai dengan kemarau. Kalaupun masih ada hujan tetapi secara umum wilayah Indonesia sedang menapaki tangga ke puncak musim kering.

Bangsa Indonesia menempatkan bulan ini memiliki makna sangat penting dan strategis. Dalam rentang 75 tahun yang lalu, tepatnya 17 Agustus 1945, di bumi nusantara ini lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Maka makna bulan Agustus demikian mendalam dan menandai tonggak sejarah peradaban. Makna itu selalu dikenang seluruh warga bangsa ini setiap tahun dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI.

Hanya saja, peringatan HUT Kemerdekaan RI kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Wabah virus corona (COVID-19) telah mengubah segalanya.

Pertambahan kasus baru di Indonesia terus meningkat sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020. Waktu itu baru ditemukan dan diumumkan dua orang, kini telah mencapai ratusan ribu orang.

Hingga 1 Agustus, virus yang bermula dari Wuhan (China) tersebut telah menginfeksi 109.936 warga di berbagai daerah di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 67.919 dinyatakan sembuh, 36.824 masih menjalani perawatan (di rumah sakit maupun isolasi mandiri), namun 5.193 meninggal dunia.

Entah sampai kapan wabah ini mencengkeram kehidupan masyarakat Indonesia. Beragam perkiraan dan analisis yang disertai grafik, angka, rumus dan kurva bahwa wabah ini akan berakhir, Mei, Juni atau Juli ternyata meleset.

Prajurit Koramil Waghete 1705-03 melakukan komunikasi sosial pembagian Bendera Merah Putih menyambut HUT ke-75 RI kepada warga Deiyai.(ANTARA News Papua/HO-Penrem 173/PVB)

Meriah
Di tengah kekhawatiran akan penyebarannya serta keterbatasan gerak dan mobilisasi sumber daya, peringatan HUT RI tahun ini diselenggarakan. Meski dengan keterbatasan diyakini peringatan kali ini tetap khidmat dan meriah.

Kini beragam persiapan sedang dilakukan jajaran pemerintah untuk menyambut peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI. Tidak sekedar upacara tetapi juga kegiatan lain yang mengiringi untuk menyemarakkan atau memeriahkannya.

Baca juga: Istana ajak masyarakat hentikan aktivitas saat Detik-Detik Proklamasi

Denyut persiapan dilakukan pula oleh masyarakat. Mulai dari perencanaan kegiatan upacara pada puncak peringatan hingga rancangan untuk menyemarakkan atau memeriahkan.

Penjual Bendera Merah Putih juga mulai muncul, baik yang "mangkal" maupun berkeliling menggunakan gerobak dorong. Selain menjual aneka ukuran bendera, ada juga yang melengkapi dagangannya dengan menjual tiang terbuat dari bambu.

Sebagian warga juga telah memasang Bendera Merah Putih di depan rumahnya. Sebagian pengendara mobil dan motor juga memasang aksesoris bernuansa merah putih di kendaraannya.

Sebagian warga Jakarta dan sekitarnya tampak mulai melakukan persiapan. Dari memasang spanduk, memasang Bendera Merah Putih hingga mengecat pagar dan gapura masuk kawasan.

Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, yakni mengenakan masker dan menjaga jarak fisik, sejumlah warga bergotongroyong membuat pagar di pinggir jalanan umum menuju kampungnya. Mereka pun mengecat pagar itu dengan kombinasi warna merah dan putih.

Kegotongroyongan itu terasa aktual di tengah wabah ini. Tampaknya wabah juga menguji seberapa besar bangsa yang akan terus menjadi besar ini memiliki dan mempertahankan kekompakan serta solidaritas seperti telah ditunjukkan para pejuangnya.

Sebulan
Adanya warga yang melakukan persiapan HUT RI sesuai dengan imbauan Menteri Sekretaris Negara Pratikno selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional.

Dia meminta warga mengibarkan Bendera Merah Putih dikibarkan secara serentak selama sebulan di seluruh Indonesia mulai 1 Agustus 2020. Imbauan juga disampaikan kepada seluruh lembaga negara, para menteri, hingga kepala daerah.

Baca juga: Perbatasan Malaysia-Singapura bakal dibuka 17 Agustus 2020

Namun dia mengingatkan bahwa pelaksanaan kegiatan tetap mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19.

Upacara perayaan HUT Ke-75 RI tetap dilaksanakan di Istana Merdeka.Tetapi dilaksanakan dengan peserta terbatas dan menerapkan protokol COVID-19. Masyarakat dapat mengikuti jalannya upacara secara virtual.

Istana Kepresidenan mengajak masyarakat untuk menghentikan semua aktivitasnya selama tiga menit pada 17 Agustus 2020 pukul 10.17 WIB untuk memperingati Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Hentikan semua kegiatan dan aktivitas selama tiga menit saja pada 17 Agustus 2020 pukul 10 lewat 17 menit Waktu Indonesia Bagian Barat," ujar Pratikno beberapa waktu lalu.

Bila saat itu tiba, seluruh warga harus ambil sikap sempurna dan berdiri tegak untuk menghormati peringatan Detik-Detik Proklamasi.

Petugas memperagakan simulasi pengibaran bendera untuk Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (12/7/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Hentikan aktivitas
Seluruh masyarakat yang ada di pasar, tempat umum, kampung-kampung termasuk warga negara Indonesia di luar negeri diharapkan menghentikan kegiatan saat upacara berlangsung. Kemudian dengan khidmat berdiri tegak ikut menyanyikan lagu "Indonesia Raya".

Peringatan HUT ke-75 RI mengambil tema "Indonesia Maju" dengan logo yang terinspirasi dari simbol perisai Garuda Pancasila. Makna "Indonesia Maju" adalah representasi dari Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Ada kebiasaan baru saat peringatan 17 Agustus 2020

Lomba-lomba juga tetap dapat dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menyiapkan sejumlah lomba yang bersifat virtual.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun ini berbeda sekali nuansa dan suasananya dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut dilakukan mengingat suasana pandemi yang tidak memungkinkan untuk menghadirkan masyarakat dan tamu undangan dalam jumlah besar.

Namun situasi pembatasan tampaknya tidak menyurutkan semangat untuk melaksanakannya sebagai wujud kecintaan kepada bangsa dan negara ini.

Selama hayat masih di kandung badan dan dalam situasi sulit sekalipun pekik "sekali merdeka tetap merdeka" diyakini tetap membahana di tengah wabah virus corona.

Karena semua warga bangsa ini, tentu selalu teringat dan terngiang untuk semakin meneguhkan bahwa "17 Agustus Tahun 45... Itulah Hari Kemerdekaan Kita.. "

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020