Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat sosial politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sujito menilai saat ini tampaknya ada penurunan semangat dan keyakinan dari kalangan anggota DPR RI dalam angket kasus Bank Century.
"Penurunan ini dapat dirasakan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar kasus ini dibuka lebar dan diungkap semuanya," katanya ketika dihubungi melalui telepon dari Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, para penggagas angket Bank Century di DPR RI yang sebelumnya berjuang keras untuk digunakannya hak angket ini, sekarang justru keder atas "tantangan" SBY itu, karena sebenarnya mereka tidak punya data yang lengkap.
"Selama ini mereka hanya mengandalkan data kasus Bank Century dari hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan ini tidak terlalu kuat untuk mengungkap kasus penyimpangan aliran dana Bank Century," katanya.
Ia mengatakan kekhawatiran di DPR RI adalah jika nantinya mereka justru gagal dalam pembuktian adanya penyimpangan aliran dana tersebut dan gagal menunjukkan kepada publik, sehingga kepercayaan kepada parlemen akan menurun.
Arie mengatakan partai politik yang sebelumnya juga bersuara keras dalam kasus itu, saat ini juga mulai mengendor karena ada indikasi SBY akan mengeluarkan "kartu truf" lain yang justru akan membuat mereka terdesak.
"Kemungkinan SBY maupun Partai Demokrat akan mengeluarkan `kartu truf`, seperti kasus suap dalam pemilihan Deputy Bank Indonesia maupun kasus Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI)," katanya.
Ia mengatakan munculnya isu aliran dana Bank Century yang dimunculkan LSM (lembaga swadaya masyarakat) Bendera beberapa waktu lalu juga belum banyak memberi data bagi DPR RI, sehingga mereka belum begitu yakin dengan data kasus Bank Century.
"Saat ini sudah banyak terjadi fragmentasi, dan tim 9 juga mulai goyah dengan tantangan SBY, karena sebenarnya banyak anggota DPR RI yang tidak bersih," katanya.(*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009