Washington (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Amerika siap untuk memindahkan 116 dari 211 tahanan yang ditahan di fasilitas tahanan Teluk Guantanamo ke negara lain, Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan pada dengar pendapat Senat Kamis.
Para pejabat sedang "dalam proses untuk mengidentifikasi tahanan-tahanan yang kami yakini dapat dipindahkan ke negara lain" dan "kami telah mengenali saya kira 116 tahanan dalam hal ini", jelas Gates.
Ia tidak menyebutkan secara khusus berapa banyak dari para tahanan itu yang telah diidentifikasi akan dibebaskan ke luar negeri, dan berapa banyak yang akan dikirim sambil menunggu pengadilan di negara asal mereka atau di negara ketiga.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan sebanyak 80 hingga 90 tahanan di Guantanamo telah memenuhi syarat untuk dibebaskan.
Komentar Gates itu adalah pertama kalinya pemerintah mengatakan bahwa lebih dari separuh tawanan yang tersisa di Guantanamo sebagai memenuhi syarat untuk dipindahkan dari fasilitas di pangkalan angkatan laut AS di ujung selatan Kuba tersebut.
Sementara pemerintah Presiden Barack Obama mengakui mereka tidak akan dapat memenuhi tenggat waktu Januari 2010 yang ditetapkan sendiri untuk menutup Guantanamo, Gates menegaskan kembali "presiden memiliki setiap maksud untuk melakukan ini dan kami akan (mengikuti)".
"Pada prinsipnya logistiknya terbukti lebih rumit ketimbang yang diperkirakan," ia menambahkan.
Sekarang ada 211 tahanan di Guantaamo, dibanding 242 tahanan ketika Obama memegang tampuk pemerintahan. Jumlah itu menurun karena pemerintah telah mengirim sejumlah tahanan ke luar negeri, termasuk ke negara asal mereka dan negara pemberi suaka.
Beberapa tahanan Muslim Uighur telah dikirim ke Palau dan Bermuda, sementara sejumlah tahanan lainnya dipindahkan ke Prancis, Italia, Hungaria dan Yaman.
Albania yang telah menerima lima tahanan Uighur menyatakan siap untuk menerima tahanan lagi asal bukan orang Uighur karena khawatir hal itu akan merusak hubunganya dengan China.
Satu tahanan telah melakukan bunuh diri di fasilitas Guantanamo sejak Obama menjadi presiden dan seorang tahanan lainnya dikirim ke New York tempat ia menghadapi pengadilan di hadapan pengadilan federal.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009