Jakarta (ANTARA) - Manajemen tim Madura United menyayangkan ketidakjelasan kompetisi sepak bola usia muda atau Elite Pro Academy (EPA) yang meliputi U-16 dan U-18, padahal kehadirannya akan membuat kemampuan pemain muda terus terasah.
"Saya pikir tidak hanya kompetisi yang senior yang dilanjutkan, untuk yang kelompok usia juga penting seperti U-16 dan U-18," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Polana Bola Madura Bersatu (PT. PBMB) Zia Ulhaq dilansir dari laman resmi klub di Jakarta, Sabtu.
"Kami Madura United sudah melakukan persiapan, namun dihentikan saat kondisi darurat COVID-19," katanya menambahkan.
Baca juga: RD anggap pemain muda sebagai investasi jangka panjang
Baca juga: Madura United usul PSSI gelar Liga U-20 ketimbang regulasi di Liga 1
Zia berharap PSSI tidak hanya fokus untuk kembali menggelar kompetisi profesional seperti Liga 1 hingga Liga 3. Namun, kompetisi di bawahnya harus sama-sama mendapat perhatian serupa.
Bagi Madura United, kehadiran EPA bakal membantu Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 yang tengah menatap Piala AFC 2020 di Bahrain, 26 November hingga 12 Desember.
"Bagus untuk Timnas Indonesia U-16 melihat lagi kualitas pemainnya. Bagus juga bagi klub yang tengah membina talenta muda," kata Zia menegaskan.
Selain itu, tim bisa memantau perkembangan talenta muda binaannya melalui kompetisi tersebut. Apalagi akademi Madura United menggunakan 100 persen putra daerah, sehingga tetap menjaga regenerasi.
"Di Madura United itu semuanya anak Madura. Kami akan mengembangkan mereka. Dengan kompetisi, mereka juga akan terus berkembang," pungkas Zia Ulhaq.
EPA sudah mulai giat diselenggarakan dalam dua tahun terakhir. Kompetisi ini menjadi wadah bagi PSSI untuk menjaring para pemain muda dalam membela timnas Indonesia sesuai kelompok umur.
Baca juga: RD: Madura United latihan mulai 1 September
Baca juga: Top skor EPA tak ingin lepaskan peluang gabung timnas
Baca juga: Bhayangkara FC juarai EPA Liga 1 U-18 2019
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020