Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah optimistis penyelenggaraan World Islamic Economic Forum (WIEF)/Forum Ekonomi Negara-Negara Islam ke-5 di Indonesia, pada 2-3 Maret 2009 memberi hasil yang terbaik dan sebagai salah satu solusi mengatasi dampak krisis keuangan global. "Pemerintah tentu berharap forum ini mampu mengangkat citra Indonesia sebagai tujuan investasi pengusaha-pengusaha dari negara-negara muslim," kata Menneg Negara BUMN Sofjan Djalil, di Jakarta, Jumat. Menurut Sofyan yang juga Wakil Ketua Komite WIEF ini, meskipun ekonomi internasional dihadapkan pada situasi krisis namun sejumlah negara muslim terutama di Timur Tengah ekonominya masih cukup kuat dan bahkan masih menjanjikan sebagai investor di sejumlah negara. Ia menjelaskan, hasil penjajakan bahwa minat investor Timur Tengah berinvestasi di Indonesia sagat besar. Bahkan sejumlah proyek segera mencapai kesepakatan seperti pembangkit listrik, infrastruktur, tambang batubara, pelabuhan, perbankan, dan agroindustri. "Nilai proyeknya belum bisa diungkapkan... tetapi sangat besar," katanya. Pada penyelenggaran WIEF yang akan dibuka langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, sebanyak 12 kepala negara maupun kepala pemerintahan dijadwalkan akan hadir memberi pandangan terhadap perkembangan ekonomi dunia. Kepala negara yang direncanakan hadir dalam fofum panel diskusi itu antara lain dari Kuwait, Qatar, Khazakstan, Iran, Malaysia, Kanada, dan Jepang, termasuk lima pemimpin (CEO) perusahaan berskala global seperti General Electric, Shell, HSBC. Sofyan Djalil menambahkan, meski melibatkan pengusaha-pengusaha dari negara-negara muslim, tidak tertutup juga menghadirkan pengusaha non muslim di seluruh dunia. "Dari tahun ke tahun forum WIEF ini terus berkembang, sehingga nantinya diharapkan mendapat pertemuan tahunan ini wibawanya lebih tinggi lagi, seperti World Economic Forum (Forum Ekonomi Global) yang biasa digelar di Davos, Swiss," tegas Sofyan. Sementara itu, Ketua WIEF ke-5 Tun Musa Hitam mengatakan Timur Tengah merupakan kawasan yang aktif berinvestasi di Amerika Serikat dan Eropa. "Dalam kondisi seperti sekarang ini (krisis AS dan Eropa--red) saatnya pengusaha dari Timur Tengah itu meningkatkan kapasitas investasi mereka, terutama di negara-negara Islam," kata kata Musa Hitam yang juga mantan Wakil Perdana Malaysia ini. Forum ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk menjembatani kerjasama ekonomi yang lebih maju sehingga menjadi fondasi yang kuat mencapai perdamaian dan kemakmuran semua pihak. "Selain agar dapat mencari solusi global terhadap perkembangan ekonomi, forum juga terbuka untuk para pelaku bisnis untuk bergabung dan menjalin kerjasama tanpa memandang latar belakang politik, agama dan kepercayaan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009