Minyak Brent North Sea untuk pengiriman Januari bertambah 42 sen menjadi 78,30 dolar per barel di perdagangan London sore hari.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari meluncur 16 sen menjadi 76,44 dolar per barel, menghapus keuntungan sebelumnya.
"Para pelaku pasar mungkin akan tetap berhati-hati karena tingkat persediaan yang tak terduga tinggi, bukan merupakan tanda yang sehat untuk permintaan minyak mentah," kata analis pada broker Sucden Financial Research di London.
Harga minyak mentah telah jatuh Rabu, kehilangan lebih dari 1,50 dolar setelah berita tentang persediaan minyak mentah di AS melompat 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 November.
Data diungkapkan oleh pemerintah Amerika Serikat, Departemen Energi (DoE), adalah lebih dari dua kali ekspektasi pasar.
Namun, DoE juga melaporkan penurunan persediaan distilasi 1,2 juta barel. Yang jauh lebih besar daripada penurunan 300.000 barel prakiraan oleh analis.
Permintaan untuk sulingan, yang termasuk bahan bakar pemanas, cenderung naik pada saat ini waktu menjelang tahun musim dingin di belahan bumi utara.
Selain itu, cadangan bensin AS telah meroket oleh empat juta barel minggu lalu, menurut DoE. Para analis telah memperkirakan kenaikan hanya 700.000 barel.
Dalam perdagangan sebelumnya pada Kamis, harga minyak "rebound" tajam, setelah kerugian berat pada hari sebelumnya dan karena respon terhadap lemahnya dolar, yang ditutup di terendah 15-bulan terhadap mata uang tunggal Eropa.
Greenback yang lebih lemah membuat minyak mentah dengan denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat dan karena itu cenderung merangsang permintaan dan harga.
Namun, dalam perdagangan sore, euro mundur kembali berdiri di 1,5079 dolar, naik dari 1,5044 di New York pada akhir Rabu, karena dealer menyerap pengumuman kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB).
ECB mengatakan Kamis bahwa akan segera mulai melepas langkah-langkah luar biasa yang ditujukan mendorong pertumbuhan di zona euro, sementara mempertahankan bunga utamanya tidak berubah pada rekor rendah 1,0 persen.
Di tempat lain, Menteri Perminyakan Kuwait, Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah, Kamis , menyatakan emirat tidak ingin perubahan untuk kuota produksi OPEC dan percaya ada konsensus untuk menjaga output tidak berubah.
Ditanya tentang posisi Kuwait menjelang pertemuan tingkat menteri OPEC bulan ini, Syekh Ahmad berkata: "Tidak ada perubahan dalam produksi."
Menteri juga mengatakan kepada wartawan di luar parlemen bahwa ia percaya ada konsensus di antara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mempertahankan kuota produksi.
Kuwait, dengan produksi harian sekitar 2,2 juta barel per hari, adalah produsen terbesar keempat OPEC.
Kartel eksportir minyak akan mengadakan pertemuan berikutnya tentang produksi pada 22 Desember di Luanda, Angola.
Beberapa anggota OPEC telah mengatakan mereka ingin terus produksi tidak berubah karena harga minyak saat ini memuaskan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009