Direktur Bank Mandiri, Bambang Setiawan, dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan, penerbitan sub-debt ini untuk memperkuat modal sehingga ekspansi usaha bisa terus dilakukan.
Sebanyak empat "underwriter" ditunjuk untuk menangani penerbitan Sub-debt tersebut, kata Bambang tanpa menyebut namanya.
Dia juga berharap penerbitan obligasi sub-ordinasi dengan tenor 7 tahun tersebut diharapkan dapat turut menggairahkan pasar modal Indonesia khususnya obligasi korporasi serta merupakan obligasi Bank Mandiri pertama yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penerbitan sub-debt ini sebagai upaya Bank Mandiri untuk terus berupaya dapat membangun momentum pertumbuhan kredit di tengah kondisi ekonomi yang tengah membaik.
"Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang menyebabkan penambahan aktiva tertimbang menurut risiko, serta beberapa penerapan regulasi seperti penerapan alokasi modal untuk risiko operasional, maka kami merasa perlu memperkuat rasio permodalan," kata Bambang.
Menurut Bambang, sepanjang 2009 Bank Mandiri mampu menjaga pertumbuhan meskipun kondisi perekonomian belum sepenuhnya pulih, sehingga dapat terus meningkatkan nilai pemegang saham.
Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,7 persen pada triwulan ketiga 2009 menjadi Rp188,3 triliun atau tumbuh sebesar Rp25,5 triliun dibanding periode yang sama tahun 2008.
Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang sebesar 9,6 persen pada periode yang sama, sehingga mendorong pangsa pasar Bank Mandiri meningkat.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut mendorong peningkatan aset menjadi Rp366,5 triliun pada triwulan ketiga 2009 dari sebelumnya senilai Rp318,7 triliun.
Sementara penghimpunan dana murah seperti Giro dan Tabungan mencapai Rp169,1 triliun atau tumbuh 17,6 persen dari posisi september 2008 Rp143,8 triliun.
Seluruh pencapaian tersebut mendorong peningkatan laba bersih Bank Mandiri pada triwulan ketiga 2009 menjadi Rp4,62 triliun atau naik Rp 666 miliar atau 16,8 persen bila dibandingkan laba di September tahun 2008 yang tercatat Rp3,95 triliun.
Peningkatan laba juga didorong oleh kenaikan laba operasi dari Rp5,6 triliun pada September 2008 menjadi Rp6,8 triliun di September 2009.
(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009