Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2010 berkisar lima hingga 5,5 persen.
"Prediksi kita, tahun depan (2010) bisa tumbuh lima hingga 5,5 persen. Lebih dari itu tidak bisa," kata Sofyan, usai menghadiri pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) 2009 di Jakarta, Kamis.
Pertumbuhan lebih dari 5,5 persen, menurut dia, hanya dapat terjadi apabila pemerintah sesegera mungkin memperbaiki infrastruktur jalan, listrik, mempercepat reformasi birokrasi, dan mengubah beberapa peraturan yang menghambat investasi.
Sementara untuk mempertahankan nilai tukar rupiah, ia mengatakan, tidak ada yang bisa dilakukan karena semua bergantung pada dolar AS. Ia memprediksi nilai tukar rupiah di tahun 2010 akan ada di kisaran 9.000 hingga 9.500 per dolar AS.
"Nilai itu buat kita, para eksportir dan importir sudah ok," ujar dia.
Untuk ekspor, Sofyan mengatakan, tidak akan banyak berubah mengingat investasi di dalam negeri juga tidak tumbuh. "Kalau harga komoditas membaik, nilai ekspor kita membaik. Kalau enggak ya enggak," tambah dia.
Selama ini, pertumbuhan ekspor Indonesia hanya berpegang pada sumber daya alam, sedangkan hasil manufaktur turun karena tidak ada perbaikan infrastruktur yang membuat investasi bertambah.
Sementara itu, untuk suku bunga ia berharap dapat turun ke kisaran 12 persen. Ia menyayangkan saat ini kredit yang tersalur oleh perbankan hanya berupa kredit konsumer, sedangkan kredit untuk investasi tidak ada.
Selain itu, ia menganggap penyaluran kredit perbankan yang hanya dikucurkan kepada BUMN saja, tetapi tidak berani diberikan kepada swasta. Menurut dia, perbankan saat ini tidak memiliki kepercayaan pada pengusaha swasta.
"Paling modal kerja saja, mana berani mereka kasih untuk investasi. Mereka kasih kredit ke BUMN tapi tidak perusahaan swasta, mereka hanya cari untuk banyak," tegas Sofyan.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, yakni memperbaiki infrastruktur agar pengusaha dan investasi baru dapat bergerak.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009