Dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, Jazilul Fawaid mengatakan hal itu setelah menyaksikan upacara sakral Suku Deu, upacara adat Tege Anadeo.
Dalam upacara adat itu, masyarakat memotong kerbau, sapi, dan beberapa ekor babi berukuran besar.
Kehadiran Gus Jazil disambut hangat oleh para tetua dan tokoh Suku Deu.
Baca juga: Lestarikan budaya Indonesia, Kemenparekraf dukung game "Fantasy Town"
Budaya yang ada menyimbolkan kerukunan keluarga, upacara, dan ritual besar ini, menurut Jazilul Fawaid, seharusnya direkam dan dipublikasikan.
Selanjutnya, dipromosikan ke seluruh Indonesia sehingga acaranya tidak berlalu begitu saja.
Upacara atau ritual adat yang pertama kali dilihatnya itu, menurut Gus Jazil, menjadi khazanah budaya Indonesia dari Pulau Flores.
"Saya menghargai, mengapresiasi sekaligus ingin memperkenalkan budaya Suku Deu ke khalayak luas," katanya.
Budaya-budaya yang ada di Pulau Flores menurut Gus Jazil perlu dieksplorasi untuk pembangunan Indonesia sehingga kemajuan bangsa ini bisa dimulai dari timur.
Saat di hadapan ribuan warga Suku Deu, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu menyampaikan terima kasih kepada Suku Deu yang telah menerimanya dengan hangat.
Baca juga: Kapolda NTT: Adat budaya Suku Boti harus tetap dipertahankan
Ia mendoakan agar warga Suku Deu diberikan kesehatan, kemakmuran, kerukunan, dan kebersamaan.
"Saya menyaksikan pagi hari ini persatuan dan kekeluargaan dari Suku Deu, mudah-mudahan kebersamaan, kerukunan, dan kekeluargaan Suku Deu mengalir menjadi kekuatan dan energi untuk Indonesia,” kata Gus Jazil.
Kebersamaan, kekeluargaan, dan kerukunan itu, kata dia, menjadi modal pembangunan sehingga dapat melaksanakan pembangunan seperti yang dicita-citakan.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020