Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 95 orang penumpang Merpati Airlines nomor penerbangan MZ 5840 dengan rute penerbangan Ujung Pandang-Kupang selamat setelah pesawat tersebut mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu.

Dari 95 penumpang tersebut, terdapat lima orang anak-anak, 84 orang dewasa, pramugari sebanyak empat orang dan pilot serta co pilot sebanyak dua orang.

Para penumpang itu akhirnya berhasil di evakuasi dari pesawat, namun salah seorang penumpang, yakni Mariani Karangan sempat mengalami "shock" akibat pendaratan tersebut.

Setelah beberapa lama kemudian, pihak Bandara El Tari Kupang mengumumkan melalui pengeras suara bandara bahwa seluruh penumpang dan awak pesawat selamat.

Pesawat Merpati jenis foker 100 tersebut melakukan pendaratan darurat sekitar pukul 22.13 WITA sedangkan jadwal tiba adalah pukul 20.15 WITA. Pendaratan darurat itu diduga akibat roda sebelah kanan pesawat tidak terbuka.

Pesawat tersebut sempat berputar di atas Kota Kupang kurang lebih 10 kali atau sekitar satu jam untuk menghabiskan bahan bakar. Pilot Kapten Budiman dan copilot Zainal Abidin memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat menggunakan roda sebelah kiri.

Saksi mata di lokasi kejadian, Rabu malam mengatakan, pesawat tersebut sempat mengeluarkan percikan api dibagian depan pesawat, namun api tersebut berhasil dipadamkan oleh pemadam kebakaran yang telah berjaga-jaga di bandara tersebut.

"Bagian depan pesawat mengeluarkan api yang cukup besar, namun berhasil dipadamkan oleh pemadam kebakaran," katanya.

Pesawat tersebut berhenti tepat di tengah landasan pacu (runway) Bandara El Tari yang mengakibatkan dua pesawat lainnya, yakni Batavia dengan nomor penerbangan 7P-701 yang seharusnya mendarat pada pukul 21.00 WITA dan Lion Air dengan nomor penerbangan JT 696 dari Surabaya yang dijadwalkan tiba pukul 23.30 Wita, batal mendarat.

Kedua pesawat tersebut akhirnya dialihkan pendaratannya ke Bandara Ngurah Rai, Bali.

Salah seorang penumpang, Embang Bella kepada pers di Bandara El Tari Kupang mengisahkan, setelah berputar beberapa kali di atas Kota Kupang, dirinya bersama penumpang mulai menaruh curiga, bahwa pesawat ini sedang bermasalah.

Tidak lama kemudian, lanjutnya, seorang pramugari mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat darurat, karena ada kerusakan teknis. "Kami menaruh curiga, bahwa roda pesawat tidak terbuka," katanya.

Selain itu para penumpang diminta menunduk dengan tangan ke depan saat pesawat tersebut akan melakukan pendaratan darurat. "Saat yang bersamaan pramugari berteriak bahaya..bahaya..bahaya," katanya.

Dia mengaku saat itu dirinya bersama penumpang pesawat lainnya sudah pasrah dengan keadaan tersebut. "Kami sudah pasrah dan berdoa. Saya bersyukur sudah selamat," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Pengadilan Tinggi Agama NTT, Sonusi Hamid danYohana yang juga selamat dari pesawat tersebut.

"Kami hanya disampaikan adanya kerusakan teknis, sehingga harus mendarat darurat," kata Hamid.

Keduanya juga bersyukur telah selamat dari bencana tersebut. "Syukurlah, karena kami sudah turun dari pesawat dan kami selamat," kata Ibu Yohana.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009