"Banyak yang bertanya apakah media cetak masih punya harapan kedepan, bagi saya media cetak masih punya masa depan,"ungkap Jakob disela acara peresmian kampus Universitas Multimedia Nusantara di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu.
Jakob mengatakan, media cetak sebagai pengganti buku, media cetak mudah dicari masyarakat untuk belajar membaca dan menambah ilmu pengetahuan yang ingin sekali diketahui publik.
Media cetak, menurut Jakob, memiliki jarak sejarah dan refleksi dalam memberikan pemahaman yang lebih luas untuk disampaikan kepada pembaca.
Jakob menuturkan, media baru yang kini mengalami perkembangan di Indonesia harus diberikan peluang, adapun dalam persaingan dengan media cetak harus dihadapi secara profesional.
"Era new media dan media cetak saat ini terjadi persaingan yang hebat, dibalik itu semua media harus memiliki tanggung jawab sosial kepada publik," ujar Jakob.
Jakob mengutarakan, seiring perkembangan media pada saat ini semua harus berpedoman kepada kode etik jurnalistik merujuk kepada ketentuan hukum yang harus ditaati oleh media dan pewarta.
Kata Jakob, sesuatu yang existing tidak boleh dimuat, karena secara eksplisit media memiliki tanggung jawab yang besar kepada publik sebagai pembaca.
"Sebagai tanggung jawab sosial kepada masyarakat, media memiliki hak jawab, memberikan kritik dan saran melalui surat pembaca, agar apa yang disampaikan diketahui oleh masyarakat umum," kata Jakob.
Kini, kata Jakob, di era new media banyak generasi muda yang ingin berkecimpung ke dalam media, karena media memiliki sesuatu yang baru dengan teknologi modern yang menjadi perhatian penerus bangsa. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009