Ternate (ANTARA News) - Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) kembali menyemburkan abu, menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 1.500 meter itu.
"Abu dari letusan Gunung dokuno menyebar sampai ke Tobelo (ibu kota Kabupaten Halut). Ini terjadi sejak akhir pekan lalu," kata salah seorang warga Tobelo, Aswan ketika di hubungi dari Ternate, Rabu.
Gunung tersebut sudah berulang kali menyemburkan abu sejak statusnya di naikkan dari normal ke waspada beberapa bulan silang, bahkan tidak jarang terlihat mengeluarkan pijaran api.
Menurut Aswar, kendati Gunung Dukono kembali menyemburkan abu, warga Tobelo, termasuk warga yang tinggal di sekitar kaki gunung tersebut tidak panik, karena sudah terbiasa mengalami hal seperti itu.
Apalagi Pemkab Halut dan pihak Pemantau Gunung Api Dukono sejauh ini belum mengeluarkan pemberitahuan kepada masyarakat kalau Gunung Dukono akan segera meletus terkait adanya semburan abu yang terjadi sejak akhir pekan lalu itu.
"Kami hanya mengkhawatirkan kalau abu yang disemburkan Gunung Dukono tersebut sampai mengakibatkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) pada masyarakat setempat," kata Aswan.
Dari Pemkab Halut diperoleh keterangan bahwa Pemkab Halut telah mendapat laporan dari petugas Pemantau Gunung Api Dukono bahwa gunung tersebut masih tetap aman. Meski terlihat menyemburkan abu.
Munculnya semburan abu dari gunung tersebut diakibatkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung itu, tapi bukan sebagai pertanda bahwa gunung itu akan segera meletus, untuk itu masyrakat setempat dihimbau untuk tetap tenang.
Warga di sekitar kaki gunung tersebut juga tetap bisa melaksanakan aktivitas di sekitar lereng gunung seperti biasa, Namun dilarang melakukan pendakian di gunung itu, apalagi sampai mendekati kawahnya.
Gunung Dukono merupakan salah satu dari lima gunung api yang masih aktif di Malut. Dua gunung api lainnya, yakni Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat dan Gunung Gamalama di Kota Ternate juga dalam status waspada sejak beberapa bulan silam.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009