Karawang (ANTARA News) - Sebuah gudang tempat penyimpanan oli, cat, dan jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) lainnya, di Jalan raya Citarum, Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu malam, terbakar.
Sebanyak lima kendaraan pemadam kebakaran (Damkar) dari Pemkab Karawang dan sejumlah kawasan industri di daerah itu diturunkan untuk memadamkan api.
Informasi yang dihimpun ANTARA, masyarakat setempat mengetahui gudang itu kebakaran pada Rabu sekitar pukul 18.00 WIB, atau setelah Maghrib diiringi beberapa kali ledakan. Hingga dua jam api belum juga berhasil dipadamkan.
Ledakan itu sempat mengagetkan masyarakat setempat yang berada di dekat gudang, sehingga, masyarakat langsung mengetahui terjadinya kebakaran setelah mendengan adanya suara ledakan.
"Ketika terdengar suara ledakan, saya sangat kaget. Setelah dilihat ke sekeliling luar rumah, ternyata ada kebakaran di gudang oli (B3) yang lokasinya tidak jauh dari rumah saya," kata Didin (28), warga setempat, di Karawang, Rabu.
Setelah melihat kebakaran itu, masyarakat langsung berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.
Beberapa warga masyarakat berinisiatif melaporkan kejadian kebakaran kepada petugas kebakaran Pemkab Karawang dan tak lama kemudian sejumlah kendaraan datang.
"Petugas kemudian berusaha keras memadamkan api yang mulai membesar. Beberapa kendaraan pemadam kebakaran juga sempat bolak-balik, karena kehabisan air," katanya.
Suasana lokasi kebakaran pada saat api mulai membesar itu sendiri dalam keadaan gelap, karena PLN Karawang mematikan aliran listrik di daerah kebakaran. Dengan demikian, terdapat ratusan rumah di sekitar Kelurahan Adiarsa Barat padam lampu akibat kebakaran.
Sementara itu, Kapolsek Karawang Kota, AKP Dwi Susanto, yang berada di lokasi kebakaran, mengatakan, masih belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut.
"Sekarang api masih menyala dan beberapa kali masih terjadi ledakan kecil. Sesuai laporan yang diperoleh, kebakaran itu terjadi selepas maghrib, sekitar pukul 18.00 WIB," ujarnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009