kami harap dapat membantu pelaku ekonomi kreatif kuliner untuk bangkit dan produktif kembali
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong wirausaha atau pelaku usaha ekonomi kreatif di bidang kuliner untuk memanfaatkan teknologi digital dan menjadi food startup.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo di Jakarta, Kamis, mengatakan usaha kuliner di tengah pandemi merupakan salah satu usaha dengan tingkat ketahanan yang tinggi.
“Oleh karena itu, peluang untuk terjun ke dalamnya juga masih sangat besar dan menjanjikan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya mendorong lebih banyak wirausaha muda kuliner untuk menjadi food startup salah satunya dengan mengikuti program FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX yang sekaligus sebagai upaya untuk tetap produktif selama masa pandemi.
“Dengan program ini, kami harap dapat membantu pelaku ekonomi kreatif kuliner untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga usaha kuliner mereka bisa berkembang dan memaksimalkan potensi yang ada,” kata Fadjar.
Sejak dibuka pendaftaran pada 20 April-31 Mei 2020, total peserta yang mendaftar sebanyak 6.499 pendaftar. Angka ini meningkat dibandingkan penyelenggaraan FSI tahun lalu yang hanya diikuti 719 pendaftar.
Baca juga: Digitalisasi naikkan transaksi UMKM kuliner hingga 70 persen
Ia mengatakan total peserta yang mendaftar program FSI MMXX menunjukkan masih besarnya optimisme dari pelaku subsektor kuliner Indonesia untuk tetap tumbuh di saat sulit ini.
Fadjar Hutomo juga mengatakan situasi pandemi telah mengubah komposisi jenis perusahaan yang mendaftar ke FSI 2020.
“Tahun ini, jenis perusahaan food service mendominasi tiga kali lebih banyak dari food manufacture dengan jumlah masing-masing 4.749 perusahaan berbanding 1.700 perusahaan. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan bertahan kedua jenis perusahaan kuliner berbeda di masa pandemi dalam empat bulan terakhir,” ujar Fadjar.
Plt. Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hanifah Makarim, menjelaskan mengingat terbatasnya anggaran yang disediakan, seluruh peserta yang mendaftar akan dipilih menjadi 1.000 peserta yang nantinya mendapatkan video edukasi bisnis kuliner online, aplikasi kasir dan aplikasi akuntansi.
Selanjutnya 1.000 peserta terpilih wajib mengirimkan pitchdeck untuk kemudian dikurasikan hingga tinggal menjadi 100 peserta. Dalam program Foodstartup Indonesia MMXX itulah peserta terpilih itu yang akan menerima bantuan.
Baca juga: Diaspora ingin jadikan kuliner Nusantara sebagai soft power diplomacy
“Proses seleksi menjadi 100 peserta akan diputuskan secara fair dan hati-hati oleh tim juri yang kompeten di bidangnya. Saat ini proses kurasi sudah hampir selesai untuk diumumkan 100 finalis. Pengumuman finalis akan dilakukan secara daring,” kata Hanifah.
Lebih lanjut, Hanifah Makarim menjelaskan peserta ekonomi kreatif yang masuk sebagai finalis berhak mengikuti kegiatan Demoday yang rencananya dilaksanakan pada September 2020 di Yogyakarta.
“Demoday FSI merupakan kegiatan mentoring dan pitching forum pelaku usaha kuliner. Peserta Demoday berkesempatan mengikuti mentoring langsung, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran. Penyelenggaraan secara offline ini akan ditiinjau kembali melihat perkembangan terkini pandemi nanti,” ujar Hanifah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan pelaksanaan Demoday merupakan tahapan yang sangat dinantikan sebagai ajang unjuk diri kepada pasar.
“Tantangan bagi food startup Indonesia sangat besar saat ini. Kita harus selalu inovatif dalam melakukan percepatan, pertumbuhan, dan kesinambungan usaha bagi food startup tanah air,” kata Wishnutama.
Baca juga: Lima cara sukses berbinis kuliner masa adaptasi kebiasaan baru
Baca juga: Menepi sejenak dari Jakarta, nikmati hidangan Nusantara
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020