ketentuan tersebut berlaku efektif mulai 1 Agustus 2020

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesa (BI) menyesuaikan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah dan valas bagi bank umum konvensional (BUK), bank umum syariah (BUS), dan unit usaha syariah (UUS).

Penyesuaian itu dilakukan melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.22/10/PBI/2020 tentang Perubahan Kedua atas PBI No. 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi BUK, BUS dan UUS.

Kemudian didukung Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No. 22/19/PADG/2020 tentang Perubahan Keenam atas PADG No.20/10/PADG/2018 Tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi BUK, BUS, dan UUS.

"Kedua ketentuan tersebut berlaku efektif mulai 1 Agustus 2020," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam info terbarunya di Jakarta, Kamis.

Onny menjelaskan ketentuan itu menyesuaikan substansi terkait kebijakan pemberian jasa giro kepada BUK, BUS dan UUS yang memenuhi kewajiban GWM dalam rupiah baik secara harian dan rata-rata.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk memberikan jasa giro kepada bank yang memenuhi kewajiban GWM dalam rupiah baik secara harian dan rata-rata sebesar 1,5 persen per tahun dengan bagian yang diperhitungkan untuk mendapat jasa giro sebesar 3 persen dari DPK.

Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, dalam rangka memitigasi risiko pandemi COVID-19 terhadap perekonomian serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Meski GWM turun, OJK sebut perbankan butuh waktu salurkan kredit

Baca juga: BI turunkan GWM valas jadi empat persen

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020