“Gaji ke-13 tidak akan secara signifikan mendorong konsumsi karena di tengah wabah sekarang ini perlambatan konsumsi tidak terelakkan. Itu sudah pasti terjadi,” katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Piter menyatakan saat ini masyarakat lebih memprioritaskan untuk membeli barang-barang yang masuk dalam kebutuhan primer terutama berhubungan dengan pangan.
Baca juga: Tjahjo Kumolo: 4.100.894 ASN terima gaji ke-13 Agustus
“Tidak mungkin di kasih gaji ke-13 lalu makannya jadi 10 sampai 15 kali sehari. Tetap ada batasnya untuk primer,” ujarnya.
Hal itu berbeda saat sebelum ada wabah COVID-19 seperti mulai dari makanan, pakaian, motor, mobil, rumah, hingga berlian yang pada akhirnya konsumsi menjadi tinggi.
“Sebelum wabah orang mengkonsumsi barang primer, sekunder, dan tersier. Dengan adanya wabah mereka hanya konsumsi primer. Artinya mau bagaimana juga tetap turun,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani bayarkan gaji ke-13 ASN, TNI, dan Polri pada Agustus 2020
Menurutnya, masyarakat cenderung menahan konsumsi secara berlebihan selama masih dalam kondisi yang penuh ketidakpastian akibat COVID-19.
“Konsumsi barang yang bukan primer atau sekunder dan tersier itu pasti akan ditunda. Walaupun diberikan gaji ke-13 tetap saja dia akan menunda dulu,” katanya.
Tak hanya itu, Piter mengatakan masyarakat Indonesia juga lebih memilih untuk menyimpan uang mereka jika memang lebih dari kebutuhan sehari-hari.
“Walaupun ada gaji ke-13 tidak akan otomatis digunakan konsumsi beli baju. Kalau seandainya itu lebih maka akan ditabung,” ujarnya.
Sementara itu, Piter menilai pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika wabah COVID-19 telah berakhir sebab upaya yang saat ini dilakukan adalah untuk mempertahankan perekonomian.
“Pemulihan ekonomi hanya bisa dilakukan ketika wabahnya sudah berlalu jadi yang dilakukan bukan pemulihan ekonomi tetapi mempertahankan perekonomian,” katanya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020