Mamuju (ANTARA News) - Tiga pulau yang ada di Kepulauan Balabalakang, Kecamatan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terancam abrasi laut.
"Tiga pulau yang terancam tersebut adalah Pulau Ambo, Pulau Salissingan, dan Pulau Papoongan, ungkap salah seorang warga Pulau Ambo, Amiruddin, di Mamuju, Selasa.
Bahkan, kata dia, abrasi yang sudah seringkali terjadi tersebut telah mengakibatkan luas ketiga pulau ini menjadi berkurang dan mengancam sekitar 70 penduduk yang bermukim di wilayah tersebut.
Ia mengatakan, setiap kali terjadi abrasi yang cukup besar, luas tiga pulau tersebut berkurang hingga 50 sentimeter.
Akibat abrasi ini juga, dermaga yang terletak di Pulau Papoongan putus, sehingga tidak bisa lagi digunakan sebagai tempat bersandarnya kapal nelayan.
"Abrasi terbesar yang pernah terjadi adalah pada Januari lalu, di mana ratusan rumah warga mengalami rusak berat akibat terjangan arus ombak yang cukup besar," ujarnya.
Tidak hanya pemukiman warga yang terkena abrasi, namun juga fasilitas rumah ibadah berupa Mesjid menjadi hancur akibat abrasi tersebut.
Di tiga pulau tersebut pun tidak terdapat lagi tanggul yang mempu menahan derasnya ombak pada saat air laut sedang pasang.
"Beberapa tahun lalu, pemerintah setempat pernah membangun tanggul penahan ombak, akan tetapi, tanggul yang dibangun ternyata sudah hancur karena tidak mampu menahan derasnya arus," terangnya.
Ia mengatakan, Kepulauan Balabalakang merupakan daerah pertemuan arus di Selat Makassar, sehingga membuat kepulauan tersebut menjadi daerah yang rawan terkena abrasi.
"Sejak terjadi abrasi besar pada bulan Januari lalu, kami sudah mengadukan hal ini kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju agar segera membangun tanggul dan pemecah ombak yang kuat," imbuhnya.
Akan tetapi hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah setempat untuk menanggulangi persoalan ini.
Ia memperkirakan hal serupa juga terjadi di 10 pulau lain yang masuk dalam wilayah Kepulauan Balabalakang.
"Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun ke depan, Kepulauan Balabalakang tidak akan terlihat lagi," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009