"Akibatnya, kasus HIV/AIDS di kabupaten ini masih saja terjadi," katanya di Bantul, Selasa.
Menurut dia, jika masyarakat mengerti tentang HIV/AIDS dan tahu cara pencegahannya, maka kemungkinan kecil terjadi kasus penyakit ini.
Ia mengatakan hingga saat ini jumlah pasti penderita HIV/AIDS di Bantul belum diketahui. "Dinkes Bantul sendiri masih kesulitan untuk mendata jumlah penderita penyakit ini," katanya.
Maya Sintowati mengatakan sulitnya mendata penderita HIV/AIDS di Bantul, karena umumnya penderita sangat tertutup, dan tidak semua orang bisa mengetahui kecuali penderita itu sendiri.
Ia menyebutkan pada 2008 jumlah penderita HIV di Kabupaten Bantul sebanyak 31 orang, sedangkan penderita AIDS sebanyak 28 orang.
Sementara itu, kata dia, hingga November 2009 jumlah penderita HIV di kabupaten ini delapan orang, dan AIDS sebanyak 16 orang. "Sedangkan jumlah penderita yang meninggal 20 orang," katanya.
Menurut dia, dibanding tahun lalu jumlah penderita HIV/AIDS di Bantul pada 2009 memang menurun. "Tetapi dari kasus yang ada di masyarakat hanya sekitar 10 persen yang ditemukan dan terdata, sedangkan penderita lainnya belum diketahui, dan kemungkinan masih banyak," katanya.
Ia mengatakan adanya penderita HIV/AIDS yang belum diketahui atau terdata, karena kurangnya informasi tentang HIV/AIDS di kalangan masyarakat.
"Oleh karena itu, kami berharap masyarakat bisa lebih memahami tentang bahaya HIV/AIDS, sehingga penyakit yang mematikan ini dapat dicegah dan tidak meluas penularannya," katanya.
Maya mengatakan penderita HIV/AIDS sebaiknya tidak dikucilkan dan jangan dianggap sebagai pembawa penyakit menular, karena anggapan seperti itu justru akan berdampak buruk bagi penderita.
Menurut dia, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bantul merata di hampir semua wilayah, karena penyakit ini mudah menyerang siapa saja.
Bahkan, kata dia, penderita terkadang juga tidak mengetahui kalau dirinya terjangkit HIV, dan baru diketahui setelah lima hingga 10 tahun kemudian, ketika virus ini sudah menjadi AIDS.
"Penyakit ini umumnya diderita kalangan pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik, dan warga binaan serta mereka yang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009