Jakarta (ANTARA News) - Tim penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ari Muladi tentang rekaman pembicaraan antara dirinya, Anggodo Widjojo, dan seorang penyidik Kepolisian.
"Ada rekaman yang diperdengarkan," kata C Suhadi, pengacara Ari Muladi, setelah pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa malam.
Ari Muladi diperiksa dalam kasus pidana percobaan penyuapan kepada pimpinan KPK dan upaya menghalangi kerja KPK yang diduga dilakukan oleh Anggodo Widjojo, adik pengusaha Anggoro Widjojo-orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Suhadi menjelaskan, rekaman pembicaraan itu berdurasi enam menit 48 detik. Dalam rekaman tersebut terdengar suara Anggodo dan penyidik Kepolisian.
Menurut Suhadi, mereka membicarakan kronologi penyuapan kepada pimpinan KPK. "Itu sudah diakui Pak Ari bahwa itu benar," kata Suhadi.
Ari menjawab 17 pertanyaan dari penyelidik KPK. Secara garis besar, pertanyaan itu tentang rekaman pembicaraan, pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), penyerahan uang, dan keberadaan seorang bernama Yulianto.
Sebelumnya, Tim Pembela Suara Rakyat Anti Kriminalisasi melaporkan pengusaha Anggodo Widjojo ke KPK karena diduga telah menghalangi upaya pemberantasan korupsi.
Perwakilan Tim Pembela Suara Rakyat Anti Kriminalisasi, Sugeng Teguh Santoso mengatakan Anggodo dilaporkan bersama tiga orang lain, yaitu Anggoro Widjojo, Putra Nevo A. Prayogo, dan David Angka Wijaya.
"Mereka telah berusaha mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan dalam pidana korupsi," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, perbuatan itu adalah pelanggaran hukum, seperti diatur dalam pasal 21 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sugeng menjelaskan, orang-orang itu adalah pihak berperkara dalam kasus dugaan suap proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT). Dalam kasus itu, Anggoro Widjojo telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tim pembela menjelaskan, para terlapor telah mempersulit upaya hukum yang dilakukan KPK dengan melarikan diri ke luar negeri dan berupaya menyuap serta bekerjasama sejumlah penegak hukum.
"Hal itu terungkap dalam rekaman pembicaraan yang diputar di Mahkamah Konstitusi," kata Sugeng.
Tim pembela juga meminta KPK untuk mengusut nama-nama penegak hukum yang disebut dalam rekaman pembicaraan dan diduga bekerjasama dengan keempat terlapor untuk menghalangi tugas KPK.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009