Jumlah kasus maupun kematian mengalami peningkatan, yakni 59.862 kasus dan 1.194 kematian baru.
CDC melaporkan data terkini penyakit pernapasan, yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, pada 28 Juli pukul 16.00 Waktu Timur dibanding sehari sebelumnya.
Angka CDC tentunya tidak mencerminkan jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.
Baca juga: Ahli AS meminta kaum muda tetap waspada terhadap risiko COVID-19
Baca juga: Uni Eropa kecualikan Amerika Serikat dari daftar negara "aman"
AS merupakan negara terparah nomor wahid di dunia yang dilanda virus corona.
Presiden AS Donald Trump mendorong perusahaan-perusahaan farmasi di negeri itu sesegera mungkin menemukan dan memproduksi secara massal vaksin COVID-19 dengan memberikan dana sebagai pembayaran di muka untuk pembelian vaksin dalam jumlah besar bagi warga negara AS setelah vaksin yang ampuh dan aman bagi pasien ditemukan.
Tingginya kasus COVID-19 di AS oleh Trump dianggap logis karena, menurut Trump, hanya AS lah yang melakukan uji COVID-19 paling masif terhadap warga negaranya dibandingkan negara mana pun di dunia.
Untuk menangkis para pengkritiknya yang menuduh banyaknya kasus COVID-19 di AS merupakan cerminan kegagalan Trump menangani pandemi, presiden dari Partai Republik itu antara lain berkilah, andai China sanggup mengendalikan persebaran wabah lebih awal, kasus dan korban mati akibat COVID-19 yang dialami warga AS tak akan setinggi yang terjadi saat ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS tanda tangani kontrak dengan Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin
Baca juga: AS catat 1.000 lebih kematian harian COVID-19 sejak awal Juni
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020