Bojonegoro (ANTARA News) - Fasilitas di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola Mobil Cepu Limited (MCL) di Bojonegoro, Jatim, sudah mampu mengolah atau memproduksi minyak 20 ribu barel per hari.
"Fasilitas produksi minyak Blok Cepu yang beroperasi sejak Agustus lalu, sudah mampu mengolah 20.000 barel minyak per hari dan keberadaannya meningkatkan nilai ekonomis pada keseluruhan proyek," kata Presiden MCL Mchael K Nelson dalam keterangan melalui e-mail, Selasa.
Dia menjelaskan, fasilitas produksi tersebut, sekarang ini, memproses minyak 12.000 barel per hari, yang berasal dari empat sumur produksi yang telah dibor sebelumnya.
Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai rancangan kapasitasnya, seiring dengan fasilitas-fasilitas baru yang dikembangkan oleh para pembeli, dan sesuai dengan kemampuan pembeli untuk menerima pengiriman melalui pipa terpasang.
Kegiatan produksi di fasilitas produksi awal ini diharapkan terus berlangsung hingga lapangan dikembangkan secara penuh.
"Dimulainya penggunaan fasilitas produksi ini, menunjukkan komitmen semua orang yang terlibat dalam mengembangkan sumber daya minyak dan gas bumi di Blok Cepu, secara aman dan efisien," katanya memaparkan.
Presiden Direktur Pertamina Eeksplorasi dan Produksi (EP) Cepu, Haposan Napitupulu mengatakan, produksi awal adalah permulaan yang baik bagi pengembangan Blok Cepu, dan Pertamina bersama Exxon Mobil juga ingin segera mencapai kapasitas produksi penuh secepat mungkin.
Diharapkan, dalam pengembangan selanjutnya, ada kerja sama dengan BP Migas dan mitra lainnya, dalam menghadapi berbagai tantangan pengembangan kapasitas produksi penuh. Di antaranya, mulai pembebasan lahan, dan pembangunan berbagai fasilitas lainnya, untuk produksi puncak minyak Blok Cepu, 165.000 barel minyak per hari.
Disebutkan, dalam pengembangan Blok Cepu, ExxonMobil dan Pertamina masing-masing memiliki 45% saham, sementara 10% lainnya dimiliki oleh empat perusahaan milik daerah setempat. Anak perusahaan Exxon Mobil Corporation dan pendahulunya telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 100 tahun, dan semenjak 1968 telah berinvestasi lebih dari 19 mlliar dolar Amerika Serikat.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009