Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 700 orang massa Hizbut Tahrir dari Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo memadati Taman Apsari melakukan orasi untuk menolak dengan tegas penggunaan kondom sebagai salah satu cara penanggulangan HIV/AIDS.
Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Febrianti Abassuni di Surabaya, Selasa, mengatakan, penggunaan kondom terbukti tidak bisa menghalangi virus HIV/AIDS sehingga sangat aneh jika pemakaian kondom dijadikan cara untuk menanggulangi HIV/AIDS.
"Jika ditelaah, terbukti bahwa kondomisasi atau penggunaan kondom merupakan upaya agar masyarakat bisa melakukan seks bebas tanpa khawatir sehingga tidak terjadi kehamilan atau terkena penyakit menular," katanya.
Oleh karena itu, kata Febrianti, sangat aneh jika pemakaian kondom dijadikan sebagai upaya penanggulangan HIV/AIDS.
Selain seks bebas, penularan HIV/AIDS terjadi melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dan konsumsi narkoba.
"Program UNAIDS membagikan jarum suntik steril dan pengurangan zat berbahaya seperti narkoba dengan menggunakan metadon, justru merupakan salah satu cara untuk melanggengkan penggunaan narkoba. Padahal narkoba merupakan salah satu penyebab utama penularan HIV/AIDS," katanya.
Bentuk penanggulangan HIV/AIDS ketiga yang ditolak tegas oleh kelompok HTI adalah program hidup sehat bersama ODHA.
Ia mengatakan bahwa program hidup sehat bersama ODHA merupakan program yang menghantarkan pada terjangkitnya HIV/AIDS yaitu pezinah (pelaku seks bebas), pelacur, homo, lesbian.
"Sehingga konsep ini justru tidak akan menghentikan laju penyebaran HIV/AIDS," katanya.
ODHA, menurutnya, harus dirawat di sebuah rumah sakit khusus HIV/AIDS dan terpisah dari yang lain.
Sebagai solusi atas semakin merebaknya virus HIV/AIDS di masyarakat, maka pemecahan terbaiknya adalah dengan menggunakan syariat Islam atau hukum Islam yang bisa mengatur perilaku masyarakat agar tidak melakukan seks bebas dan menggunakan narkoba.
Aksi di Surabaya yang dilakukan HTI, Selasa, diisi dengan empat orasi utama, pernyataan jubir Muslimah HTI dan satu seruan remaja.
Aksi tersebut juga diikuti dengan adegan merobohkan boneka lambang ancaman HIV/AIDS dengan tongkat yang bertuliskan penyelamat generasi dari HIV/AIDS dan seks bebas. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Catatan : kita juga bukan pendukung free-sex.