“Saya kira Mendikbud perlu ajak Muhammadiyah, ajak NU (Nahdlatul Ulama) bikin gerakan pendidikan alternatif di desa-desa, membukanya dengan standar protokol,” kata Muhaimin, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Curhat siswa di Sigi, tak ada internet sampai dipinjami HP tetangga
Ia mengatakan sistem pembelajaran jarak jauh menimbulkan tantangan baru di dunia pendidikan.
Sistem pendidikan tersebut menuntut guru, siswa dan orang tua untuk menjalankan kegiatan belajar dan mengajar secara daring. Sementara masyarakat di daerah pedesaan masih mengalami keterbatasan mengakses internet dan teknologi.
Oleh karena itu, Muhaimin menilai pemerintah perlu menggandeng ormas-ormas dalam menciptakan gerakan pendidikan alternatif, untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut.
Baca juga: Menag: Keterbatasan listrik di pesantren tantangan belajar daring
“Ini pemerintah tidak bisa berdiri sendiri, harus dibantu oleh NU, Muhammadiyah dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain,” kata ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Pendidikan alternatif bisa menjadi salah satu solusi bagi guru, siswa dan orang tua murid dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, karena tidak selalu dilakukan secara daring.
Baca juga: Sinyal di Pegunungan Menoreh sulit, Rektor Unimma kunjungi mahasiswa
Muhaimin mengaku banyak mendapat keluhan dari masyarakat terkait kesulitan mengakses pembelajaran daring, khususnya di daerah pedesaan.
Gerakan berbagi gawai, di antaranya komputer jinjing, telepon pintar, dan pulsa, menjadi tidak efektif dalam mendukung pembelajaran siswa, katanya.
“Saya kira perlu terobosan cepat oleh Mendikbud untuk melibatkan masjid, gereja, tokoh-tokoh agama dalam menjalankan pendidikan langsung. Kalau siswa tidak bisa akses, maka tokoh agama yang mengakses,” ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020