akan mulai dilaksanakan pada kuartal pertama 2021
Jakarta (ANTARA) - PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) melalui proyek Jakarta River City (JRC) di kawasan MT Haryono Jakarta Selatan mendukung program Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan naturalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 500 meter.
"Rencana kami ini mendapat sambutan baik dari Pemprov DKI Jakarta, serta akan mulai dilaksanakan pada kuartal pertama 2021," kata Direktur Utama PT Urban Jakarta Propertindo Tbk, Bambang Sumargono kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu.
Naturalisasi Sungai Ciliwung rencananya dilakukan dengan luasan lebar lebih kurang 30 meter dan panjang 500 meter, yang akan dijadikan kawasan promenade, pedestrian, wisata air, taman dan kuliner.
Dalam melaksanakan naturalisasi sungai, jelas Bambang bekerjasama dengan tim hidrologi dari ITB.
Bambang menambahkan, JRC rencananya akan memanfaatkan sisi sungai, sebagai kawasan promenade, teras, dan juga konservasi alam.
Bambang juga mengatakan akan membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) sendiri dengan sumber air dari Sungai Ciliwung.
"Pemprov DKI Jakarta sudah melarang bangunan tinggi menggunakan sumur bor untuk kebutuhan air minum, untuk itu kami akan membangun SPAM dengan memanfaatkan aliran Sungai Ciliwung," ujar dia.
Berdasarkan pertimbangan ahli Hidrologi ITB, katanya, sangat dimungkinkan untuk menjaga aliran Ciliwung agar debitnya sesuai yang diinginkan termasuk saat musim hujan. Selama ini alirannya deras saat hujan karena lebar sungai yang sempit.
URBN menggarap proyek JRC melalui proses akuisisi senilai Rp633 miliar kemudian mengembangkan kawasan itu sebagai hunian berkonsep transit oriented development (TOD) termasuk membantu Pemprov DKI Jakarta dalam program naturalisasi Sungai Ciliwung yang lokasinya bersebelahan.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, dua bulan berlalu sejak tanggal akuisisi, para pemegang saham Perseroan mengambil keputusan untuk meningkatkan modal dasar dan modal disetor PT Jakarta River City (JRC).
Berdasarkan keputusan tersebut, modal dasar JRC bertambah Rp2 triliun, sehingga meningkat dari Rp4,033 triliun menjadi Rp6,033 triliun. Sedangkan modal disetor meningkat dari Rp1,130 triliun menjadi Rp2 triliun.
Bambang memperkirakan kapitalisasi proyek JRC bisa mencapai Rp12 triliun, dengan masa pengembangan selama 10 tahun. Proyek ini rencananya akan diluncurkan pada kwartal satu pada 2021.
“Adapun komposisi pemegang saham JRC saat ini, URBN memiliki 51,01 persen saham dan PT Wijaya Karya Realty 48,99 persen," katanya.
Dana untuk melakukan penyetoran modal URBN ke JRC merupakan dana pinjaman dari PT Ciptaruang Persada Property (CPP), perusahaan afiliasi dari URBN. Suntikan modal disetor mendapatkan dukungan dari pemegang saham utama CPP dan URBN, Robert Soeharsono dan Yongky Wijaya.
Robert mengatakan di tengah pandemi sekarang ini tetap optimis sektor properti masih menjadi pilihan untuk berinvestasi.
"Saya percaya apa yang kita tanam sekarang ini akan segera menghasilkan untuk tahun depannya. Sekarang bukan waktunya untuk menahan diri. Justru sekarang waktu yang tepat berinvestasi," ujar Robert.
Hunian berkonsep TOD ini memang selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Tahun 2018-2029. Pada regulasi itu pemerintah mengatur pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan memacu orang untuk menggunakan transportasi publik.
Selain mengakuisisi JRC, yang berlokasi di M.T Haryono, Jakarta, saat ini URBN memiliki portofolio empat proyek yang sedang dalam proses pembangunan yakni Gateway Park (Bekasi), Urban Signature (Ciracas, Jakarta Timur), serta proyek Urban Sky dan Urban Suite, keduanya berlokasi di Cikunir-Bekasi.
Baca juga: Jakarta River City dukung naturalisasi Sungai Ciliwung
Baca juga: Bogor akan wujudkan tiga target Naturalisasi Ciliwung
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020