banyak yang tinggal di rumah besar, tetapi akhirnya satu keluarga terkena semuanya
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta pasien terkonfirmasi positif COVID-19 baik yang tinggal di perumahan elit maupun di rumah besar untuk tetap melakukan isolasi mandiri di tempat terpisah dengan anggota keluarganya.
"Sering kali pasien menyampaikan bisa isolasi mandiri karena rumah besar. Kenyataannya dari data yang saya baca, itu banyak yang tinggal di rumah besar, tetapi akhirnya satu keluarga terkena semuanya," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Menurut Risma, tidak semua orang memiliki kondisi dan kekebalan tubuh yang sama. Itulah mengapa Risma meminta orang yang pertama positif COVID-19 langsung berpindah tempat untuk isolasi mandiri baik isolasi di Asrama Haji maupun tempat karantina lain yang aman.
Baca juga: Setiap hari puluhan pasien COVID-19 sembuh di Surabaya
"Makanya sekarang saya berusaha bagaimana kami bisa merayu untuk yang pasien pertama positif bisa isolasi mandiri," ujarnya.
Ia mencontohkan di dalam rumah terdapat anak-anak atau lansia yang juga rentan terhadap penularan. Meskipun secara fisik sudah tidak ada kontak, namun jika tetap tinggal dalam satu rumah, risikonya dinilai masih cukup besar.
"Tapi kadang bagaimana dengan pakaian kotor. Akhirnya satu keluarga tertular semua. Permasalahannya ada yang kuat, ada yang bayi, ada yang masih anak-anak. Ini akan berputar terus dalam satu keluarga itu," katanya.
Baca juga: Pasar induk sayur di Keputran Utara Surabaya dibuka kembali
Jika rantai penularan di dalam rumah tidak diputus, lanjut dia, maka dikhawatirkan akan terus berputar antaranggota keluarga yang berada di rumah itu. Oleh karena itu, Risma berharap pasien mau melakukan isolasi mandiri di tempat terpisah dengan keluarga mereka.
"Misalnya anaknya negatif, ibunya positif tertular lagi begitu seterusnya. Karena itu saya mohon sekali lagi pasien yang pertama positif untuk isolasi supaya keluarga lainnya tidak tertular," katanya.
Baca juga: Hasil tes cepat, 47 pedagang di Pasar Pabean Surabaya reaktif
Baca juga: Ratusan pasien COVID-19 sembuh di Surabaya ikut senam pernafasan
Terlepas dari semua itu, kata dia, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam menangani pandemi ini ternyata sudah membuahkan hasil. Buktinya, angka kesembuhan dari hari ke hari semakin meningkat drastis.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menambahkan berdasarkan data terbaru per hari ini, pasien yang sembuh terus meningkat, hingga saat ini angka komulatif kesembuhan sebanyak 5.001 orang. Sementara untuk pasien yang rawat jalan berjumlah 1.371 orang.
"Untuk rawat inap 1.174 dan tamu Asrama Haji saat ini 248 orang," katanya.
Baca juga: Saat pandemi, gunakan dana BOS biayai pembelajaran daring di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020