London (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Senin, karena kekhawatiran investor tentang krisis utang Dubai mereda, kata para analis. AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari, naik 32 sen menjadi 76,37 dolar per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 36 sen menjadi 77,54 dolar per barel pada perdagangan sore di London
"Berita bahwa krisis utang di Dubai mungkin bisa dikontrol mendorong sentimen investor dan mendorong pasar komoditas lebih tinggi," kata analis pada pialang Sucden Financial Research di London.
"Pasar minyak mentah pulih dari kerugian pekan lalu dan bangkit menuju 77 dolar per barel, didukung oleh lemahnya dolar dan keuntungan di pasar ekuitas Asia."
Bank sentral Uni Emirat Arab mengumumkan pada Minggu bahwa pihaknya menyediakan tambahan likuiditas untuk bank-bank, di tengah kekhawatiran tentang eksposure sektor perbankan global ke Dubai.
"Sepertinya investor sudah mencerna berita Dubai, tetapi kami mungkin memperkirakan koreksi turun lainnya di pasar ekuitas dan komoditas jika Dubai gagal untuk mengatasi masalah utang dengan segera," analis Sucden menambahkan.
"Pelaku pasar dapat tetap berhati-hati sebelum berita tambahan dari Timur Tengah."
"Namun, IMF mengatakan bahwa ia menyambut baik langkah bank sentral UEA untuk memberikan bantuan darurat kepada bank, memberikan likuiditas tambahan."
Pemerintah Dubai telah mengguncang pasar keuangan global Rabu lalu, ketika mengumumkan bahwa mereka ingin membekukan pembayaran utang oleh konglomerat utama Dubai World sampai sekurang-kurangnya Mei tahun depan.
Pengumuman ini telah memicu penurunan curam pada pasar ekuitas dan minyak di seluruh dunia.
"Sepertinya sudah tenang," kata Victor Shum, seorang analis konsultan energi Purvin and Gertz berbasis di Singapura.
"Jaminan dari berbagai pemerintah telah mengembalikan sedikit tenang ke pasar keuangan dan pasar minyak, sehingga harga minyak sudah naik dari harga penyelesaian pada Jumat," katanya.
Shum menambahkan: "Ketakutan bahwa hal itu akan memicu krisis yang sama dimulai dengan jatuhnya Lehman (Brothers) tahun lalu."
Krisis utang Dubai dapat memberikan China sebuah kesempatan untuk mengambil cepat-cepat minyak dan aset emas untuk diversifikasi investasi devisa, tulis suatu penerbitan pers milik negara mengutip seorang pejabat senior mengatakan di Shanghai pada Senin.
"Hal ini mungkin memberikan peluang investasi China menggunakan sebagian dari cadangan luar negeri untuk membeli emas dan cadangan minyak," kata Ji Xiaonan, kepala dewan pengawas Komisi Pengawasan Aset dan Administrasi Badan Usaha Milik Negara Komentar Ji muncul di Harian Informasi Ekonomi.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009