Jeddah (ANTARA News) - Sejumlah mobil yang tersapu air bah di ruas jalan raya bebas hambatan dari Mekah menuju Jeddah saat turun hujan lebat Rabu lalu (25/11) masih tersisa di tepi jalan di bagian ruas jalan menjelang masuk kota Jeddah.
ANTARA News melaporkan dari Jeddah, Senin, kendaraan-kendaraan itu dibiarkan tergeletak di sisi-sisi ruas jalan atau di ruang-ruang kosong sepanjang jalan di ruas jalan menuju Jeddah.
Air juga masih menggenangi cekungan-cekungan di sekitar ruas jalan, begitu pula sampah-sampah yang hanyut terbawa air bah.
Tampak tidak ada orang yang mengusik atau mempreteli bagian-bagian mesin atau onderdilnya untuk dijual di pasar loak.
Air bah di ruas jalan tersebut muncul setelah wilayah Jeddah, Mekah dan Mina diguyur hujan lebat Rabu siang lalu.
Sebanyak 105 orang tewas, sebagian dari mereka terjebak di dalam kendaraan dan sebagian lagi akibat kawasan hunian mereka terbenam air. Belum ada laporan jika di antara korban ada yang berkebangsaan atau berasal dari Indonesia.
Di jalan raya bebas hambatan (express way), musibah terjadi di ruas yang menuju Jeddah ketika air bah menghanyutkan puluhan kendaraan, sebagian penumpangnya tidak sempat menyelamatkan diri, terperangkap di dalam kendaraan yang mereka naiki.
Ruas jalan di sebelahnya yang menuju Mekah, aman dari musibah itu karena air tertahan oleh dinding-dinding tembok pembatas jalan. Sebagian dinding itu kemudian juga roboh diterjang air, namun air mengalir ke ruang-ruang kosong di sisi jalan.
Hanya saja terjadi kemacetan di ruas jalan menuju Mekah karena ribuan kendaraan, sebagian jemaah yang hendak menuju Mekah atau mengejar ritual puncak haji, wukuf di Padang Arafah yang akan berlangsung keespokan harinya (Kamis 27/11).
Sesuai instruksi Raja Abdullah, Gubernur Jeddah Pangeran Mishal bin Majid telah memerintahkan pemberian uang santunan sebesar SR2.400 (sekitar Rp6-juta) per minggu bagi keluarga korban musibah banjir maupun air bah serta menanggung pengobatan bagi korban yang dirawat.
Pemerintah setempat juga menyediakan 2.186 apartemen untuk menampung warga yang rumahnya rusak akibat banjir atau musibah air bah itu.
Gubernur Jeddah juga telah menginstruksikan petugas untuk meningkatkan usaha mereka menormalisasikan lalu-lintas dan pasokan listrik serta mengangkut sisa-sisa sampah dan bangkai kendaraan di wilayah musibah itu.
Musibah banjir dan air bah itu tidak sampai menganggu jalannya puncak ritual ibadah haji, karena air bah dan genangan air menyusut beberapa jam kemudian setelah hujan reda.
Kendaraan-kendaraan pengangkut jemaah haji yang terjebak lalu-lintas, perlahan-lahan juga bisa melanjutkan perjalanan ke Mekah dan Padang Arafah melalui jalan-jalan alternatif yang ada.
Hujan apalagi lebat beberapa jam seperti yang terjadi Rabu lalu merupakan peristiwa langka di Arab Saudi dengan tingkat curah hujan hampir mendekati dua pertiga dari rata-rata curah hujan setahun. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009