Kendaraan itu sedang diupayakan putar balik ke arah Bengkulu, mengingat lokasi jalan sempit dan berada di tanjakan, maka akan memakan waktu cukup lama, kata salah seorang warga Mukomuko, Ferry yang dihubungi per telepon, Senin malam.
Jalan eks nasional sekarang statusnya menjadi jalan provinsi, tengah diperbaiki, namun akibat derasnya kikisan air laut maka kontraktornya tak berdaya melawan arus alam itu.
"Kami lewat sore kemarin jalan itu masih bisa dilewati kendaraan roda empat dan motor, namun saat mau pulang ke Mukomuko semua kendaraan terhenti total, karena ada beberapa kendaraan terjebak pada longsoran abrasi tersebut," katanya.
Dua titik poros eks jalan nasional di Desa Serangai, Kecamatan batiknau, Bengkulu utara, kembali putus sekitar pukul 16.00 WIB dan sampai malam ini masih puluhan kendaraan belum bisa balik arah, akibat ada beberapa kendaraan terpelset saat mau mutar arah.
Staf ahli Dinas Pu Provinsi Bengkulu Ir Edi Waluyo mengatakan,
dua titik jalan abrasi itu terdapat di Km 87-88 dalam wilayah Desa Serangani Kecamatan Batiknau, sekarang masih dalam pembuatan jalan alternatif disekitar longsoran lama.
Jalan baru itu nampaknya tak bisa bertahan akibat kikisan air laut makin meluas dan melebar.
Saat dua titik poros jalan Serangai itu putus setelah mendekati lebaran Idul Fitri 1430 H dan dilakukan penutupan di Desa Bintunan, sehingga semua kendaraan diarahkan lewat jalan nasional Bintunan-D1 Ketahun.
Beberapa pekan ini jalan tersebut kembali dilewati kendaraan kapasitas di bawah delapan ton, karena sudah ada jalan alternatif disekitar lokasi abrasi tersebut.
"Kami baru mendapatkan informasi dari lapangan, kalau poros jalan itu kembali putus dan akan mengutus petugas ke lokasi," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009