Pembangunan SPAM Regional Ir. H. Djuanda menjadi salah satu upaya mengurangi penggunaan air tanah..
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mempercepat proses lelang investasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Ir. H. Djuanda dalam rangka menambah pasokan air bersih Jakarta.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa dirinya dan jajarannya berkomitmen untuk mendukung investasi SPAM Djuanda ini dan akan mempercepat proses lelangnya.
"Saya minta dalam dua minggu ke depan proses Pra Kualifikasi Lelang dapat dimulai," ujar Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pembangunan SPAM menjadi salah satu prioritas kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, untuk mendorong investasi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus meningkatkan pelayanan air minum untuk kawasan perkotaan metropolitan Jabodetabek yang layak dan aman.
Menteri Basuki mengatakan prasarana dan sarana air minum merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.
Baca juga: Pakar: Perlu ada upaya untuk amankan ketahanan air
Pembangunan SPAM Regional Ir. H. Djuanda menjadi salah satu upaya mengurangi penggunaan air tanah dengan meningkatkan pasokan air bagi warga Jakarta melalui sistem perpipaan. Selain itu, pembangunan SPAM ini juga diharapkan dapat menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Pembangunan SPAM Ir. H. Djuanda atau Jatiluhur II akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan skema KPBU, diharapkan penambahan layanan air minum bisa terlaksana lebih cepat dan masyarakat tetap membayar biaya pengolahan air menjadi air layak minum dengan tarif terjangkau terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan data, estimasi biaya investasi pembangunan SPAM tersebut sebesar Rp5,97 triliun.
SPAM Regional Ir. H. Djuanda yang rencana konstruksinya akan dimulai pada tahun 2021 – 2023 nantinya akan melayani pemenuhan air baku di area DKI Jakarta sebanyak 3.500 liter per detik, Kabupaten Bekasi sebanyak 2.000 liter per detik, Kabupaten Bogor sebanyak 2.000 liter per detik, Kota Bekasi sebanyak 1.000 liter per detik, dan Kabupaten Karawang sebanyak 850 liter per detik dengan memanfaatkan alokasi air baku dari Waduk Jatiluhur sebesar 10.000 liter per detik.
Baca juga: Pemerintah prioritaskan pembangunan infrastruktur dasar tahun 2021
Proyek SPAM Juanda diprakarsai oleh badan usaha dengan calon pemrakarsa konsorsium MMVP yang terdiri atas Mayniland Water Serv. Inc., Metropac Water Invest. Corp., PT Varsha Zamindo Lestari, PT PP (Persero) Tbk., dan PT PP Infrastruktur. Masa kontrak melalui bangun guna serah (build, operate, transfer) selama 30 tahun dengan pengembalian investasi melalui tarif air.
Rencana tapak offtake tersebar di lima lokasi yaitu DKI Jakarta berlokasi di Kelurahan Bambu Apus, Kota Bekasi berlokasi di Kelurahan Marga Mulya, Kabupaten Bekasi berlokasi di Kelurahan Sertajaya Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Karawang berlokasi di Kelurahan Wadas Kecamatan Teluk Jambe Timur, dan offtake Kota Bogor berlokasi di Kelurahan Wanaherang Kecamatan Gunung Putri.
Baca juga: Hari Air Sedunia: Pandemi COVID-19 makin tunjukkan air bersih krusial
Baca juga: Kemen PUPR ungkap 63 persen PDAM belum terapkan tarif pemulihan penuh
Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020