"Kenapa harus milenial? Kalau tidak menyesuaikan dengan masa saat ini, kita akan ditinggalkan anak muda. Apalagi saat ini enggak banyak anak muda yang mau ke kolam," kata Menteri Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Menteri Edhy menyampaikan hal tersebut saat memberikan kuliah umum kepada ratusan perwira siswa Seskoal, 27 Juli 2020.
Infrastruktur tambak milenial berupa kolam bundar dengan diameter 20-30 meter yang dapat dibongkar pasang.
Baca juga: Kemenperin fasilitasi pengembangan tambak udang vaname di Gorontalo
Selain itu, ujar dia, tambak milenial didukung pula dengan teknologi informasi sehingga kualitas, keasaman, dan suhu air dapat diukur melalui aplikasi. Sedangkan pengelolaan tambaknya menerapkan sistem intensifikasi.
Ia juga menuturkan bahwa biaya pembangunan tambak milenial juga lebih murah dibanding tambak udang modern yang butuh ongkos hingga miliaran rupiah. Tambak berdiameter 30 meter misalnya, butuh modal sekitar Rp50 juta.
"Kalau tidak ada modal, KKP siap bantu melalui BLU (Badan Layanan Umum). Dananya masih ada sekitar Rp900 miliar dari pagu semula Rp1,3 triliun. Sifatnya ini pinjaman modal ya, namun tidak perlu jaminan. Yang menjadi jaminan aktivitasnya itu. Kalau tidak cukup BLU, ada KUR yang bisa diakses melalui perbankan," ujar Edhy.
Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan, tambak milenial sedang dalam fase pemodelan dan siap dimasifkan setelah panen perdana pada akhir tahun 2020, di mana jumlahnya ada 60 lubang yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.
Baca juga: KKP ingin tambak udang tekankan intensifikasi dan produktivitas tinggi
Alasan Menteri Edhy memperkenalkan tambak milenial lantaran para Perwira Siswa Seskoal setelah lulus akan bersentuhan langsung dengan masyarakat, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan.
Selain itu, masih menurut dia, mereka juga punya kemampuan mengoordinir kelompok-kelompok masyarakat yang ingin menjadi pembudidaya.
"Kalau selama ini Angkatan Laut kan menjaganya pertahanan. Tapi kali ini saya mengajak untuk perekonomiannya. Jadi pertahanan dengan membangun ekonomi. Potensi kelautan dan perikanan kita sangat besar, dan kita butuh banyak pihak untuk memaksimalkan potensi ini," ucapnya.
Sebelumnya, KKP mengajak kalangan petambak udang di berbagai daerah untuk menerapkan konsep tambak milenial yang inovatif dan diyakini selaras dengan kondisi perekonomian saat ini.
"(Konsep tambak Milenial) Ini bisa jadi alternatif kegiatan usaha buat masyarakat yang kita tahu kondisi sekarang lapangan pekerjaan sedang sulit. Ini terobosan baru. Kalau satu tambak saja untuk satu KK, bisa dapat Rp5 juta per bulan," kata Menteri Edhy Prabowo.
Revitalisasi model tambak dari konvensional menjadi tambak milenial telah dikembangkan antara lain di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Barat, dan diyakini cocok untuk generasi milenial dari segi kepraktisan berbudidaya di era saat ini.
Menurut Edhy, pihaknya juga sedang mengembangkan terobosan di sejumlah balai pelatihan di daerah. KKP akan terus mendampingi dan melakukan pengujian agar konsep ini benar-benar menjadi model tambak alternatif.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020