Cianjur, Jawa Barat (ANTARA News) - Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Syarifuddin Hasan mengatakan, sistem konsinyasi barang yang ditetapkan peritel besar hendaknya tidak merugikan pemasok yang berasal dari Koperasi dan UMKM.
"Sinergi antara pelaku ritel dengan KUKM sangat baik sebagai bentuk kemitraan antara pemasok dengan pasar tetapi yang harus diperhatikan adalah sistem konsinyasi barang," kata Sjarifuddin Hasan di Cianjur, Jabar, Minggu, setelah melakukan kunjungan kerja ke wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Ia mengatakan, pelaku KUKM mendominasi pelaku usaha di tanah air di mana hampir 99 persen pelaku usaha berasal dari sektor tersebut.
Karena itu, menurut dia, sektor KUKM perlu dibangun dengan semangat keberpihakan dari seluruh pemangku kepentingan di Indonesia.
"KUMKM ini perlu ada keberpihakan termasuk dari peritel, jadi saya minta saatnya ada keberpihakan dari peritel kepada KUKM," katanya.
Ia juga meminta sistem pembayaran dilakukan secara "fair" dan cepat agar bisnis KUMKM dapat beroperasi lebih lancar.
"Jangan satu bulan baru dibayar itu sama saja artinya KUKM mensubsidi peritel," katanya.
Menanggapi hal itu, Corporate Secretary PT Hero Supermarket Tbk., Vivien Goh, mengatakan, pihaknya tidak menerapkan sistem konsinyasi barang kepada mitranya pelaku KUMKM dalam hal ini Koperasi Mitra Tani Parahyangan di Cianjur, Jabar, sebagai pemasok hortikultura dan sayur organik di 60 gerainya di Jabodebatek.
"Kami tidak menerapkan sistem konsinyasi, untuk soal pembayaran yang tempo itu karena memang harus melalui proses administrasi," katanya.
Namun, pihaknya menekankan akan membayar pasokan paling lama dua pekan setelah faktur diterima dari pemasok.
Ia menegaskan, untuk mencairkan pembayaran kepada pemasok diperlukan waktu karena pihaknya harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan banyak toko-tokonya.
Pihaknya juga menyatakan siap menerima pasokan dari para pelaku KUMKM untuk gerai-gerainya.
Saat ini pihaknya beroperasi dengan 400 gerai multiformat mulai dari Hero Supermarket, Giant Hypermarket, Guardian, hingga Starmart.
Pihaknya menerima pasokan secara rutin produk hortikultura dan sayuran organik dari Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Cianjur, Jawa Barat, setidaknya 2 ton/hari.
Produk hortikultura tersebut merupakan hasil program "One Village One Product" (OVOP) yang dikembangkan di wilayah Cianjur, Jabar.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009