“Mudah-mudahan sebelum akhir tahun, September, Oktober, November bisa mulai menyediakan vaksin sehingga awal tahun depan bisa bekerja normal bertahap dan ekonomi membaik,” kata Ketua Tim Asistensi Menko Bidang Perekonomian Tirta Hidayat dalam webinar di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, penyediaan vaksin dari sejumlah produsen merupakan solusi utama agar ekonomi bisa berjalan normal kembali sekaligus untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Baca juga: Komite Etik setujui uji klinis tahap tiga vaksin China
Ia menambahkan vaksin harus tersedia dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat misalnya 10 juta vaksin dalam sebulan.
“Sebulan kalau mau vaksin 200 juta penduduk itu 20 bulan, kan terlalu lama dan vaksin tidak cukup sekali,” katanya.
Saat ini, penanganan COVID-19 berada dalam satu komite yakni Komite Penganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Baca juga: Bio Farma sudah terima vaksin COVID-19 untuk uji klinis
Menko Airlangga Hartarto menjadi ketua komite tersebut dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan Tugas PEN.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengungkapkan Indonesia membutuhkan 340 juta ampul vaksin untuk 170 juta jiwa dengan asumsi setiap orang mendapatkan dua ampul.
Saat ini, pengembangan vaksin di Tanah Air salah satunya dilakukan oleh BUMN Farmasi, Bio Farma dengan Sinovac Biotech dari China.
Kerja sama ini rencananya memasuki tahap pengujian sampel kandidat vaksin yakni uji klinik tahap III.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020