Lagu ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Aamaga saat mengolah rasa sepi saat dihantam rindu, dibuai pengakuan, bahkan dikhianati diri sendiri.
Dengan bekal bahwa semua perasaan itu valid, Aamaga percaya setiap orang punya ironinya masing-masing, terutama ketika mengecap rasa.
“Bisa berupa sepi sebagai tidak berbunyi, sepi sebagai tidak berteman, sepi sebagai tidak diterima, sepi sebagai tidak dimengerti. Semua adalah hal yang sah, semenjak semua rasa itu valid,” kata Aamaga dalam keterangan resminya, Selasa.
Baca juga: Billie Eilish bocorkan lagu baru "My Future" yang dirilis minggu depan
Baca juga: Cassandra rilis lagu baru "Mengalah" dengan aransemen akustik
Dalam proses lagu "Sepi", dia juga menggandeng Danny Eriawan Wibowo sebagai pemain Bass, Lois Nur Fathiarini sebagai pembuat visual "Sepi", dan Agripa Hawi sebagai asisten produksi.
Kerangka lagu ini disusun minimalis dengan penggunaan nir-instrumen. Alasannya karena setiap rasa sepi tidak bisa dibandingkan.
Dari segi lirik, "Sepi" ditulis dengan kesederhanaan, tidak banyak perumpamaan agar lebih mudah menyalurkan perasaan Aamaga terhadap rasa sepi itu sendiri.
Sementara untuk komponen musik yang hadir dalam lagu ini berupa suara ambience dibalut dengan fretless bass yang dimainkan oleh Danny Eriawan Wibowo.
Pada bagian akhir lagu, Aamaga memberi eskalasi berupa suara noise yang merepresentasikan kekacauan dalam diri seseorang yang merasa sepi.
Aamaga juga mencoba memberikan sensasi lagu yang akan termasuk dalam golongan musik eksperimental atau bahkan malah bisa disebut sebagai musik yang "mengganggu" ketika didengarkan.
Baca juga: Ical DA rilis lagu "Terbelenggu Ego", tentang pengkhianatan cinta
Baca juga: Hanif Andarevi kenang kisah mantan di lagu "Juli"
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020