Jayapura (ANTARA News) - Kondom seharusnya hanya dipakai oleh pasangan yang telah menikah dan tidak untuk seks aman di kalangan pelaku seks bebas, demikian pemerhati sosial dan masyarakat, Lathifah Husna di Jayapura, Minggu.
"Kampanye kondom tidak menyebutkan dengan tegas bahwa hubungan seksual mutlak hanya boleh dilakukan dalam ikatan pernikahan. Justru yang ditonjolkan adalah anjuran memakai kondom untuk seks yang aman," ujarnya.
Dia mengkritik, kampanye kondom telah membentuk pandangan dan mengubah perasaan masyarakat menjadi permisif dan toleran terhadap perbuatan seks di luar nikah sehingga masyarakat kian berani berzinah.
"Kondomisasi jelas tidak terbukti mampu mencegah penyebaran HIV/AIDS di saat budaya seks bebas semakin tumbuh subur," kata Lathifah.
Tingkat ketaqwaan masyarakat terhadap ajaran agama yang mengharamkan kebebasan seks, kultur yang kian individualistis, kontrol masyarakat yang semakin lemah, kemiskinan yang kian menghimpit dan maraknya industri prostitusi semakin membuka celah penyebaran HIV/AIDS, paparnya.
"Kehadiran kondom justru membuat sebagian masyarakat semakin berani melakukan perzinahan, apalagi dengan adanya rasa aman semu yang ditanamkan dengan penggunaan kondom ini," kata Lathifah.
Selanjutnya dia menjelaskan rasa aman semua ini disebabkan karena selain seks bebas bertentangan dengan ajaran agama dan norma kesusilaan, ternyata kondom terbukti tidak mampu mencegah transmisi HIV.
Kondom terbuat dari bahan dasar karet atau lateks, yakni senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berarti mempunyai serat dan berpori-pori.
Dengan menggunakan mikroskop elektron, terlihat tiap pori berukuran 70 mikron, yaitu 700 kali lebih besar dari ukuran HIV, yang hanya berdiameter 0,1 mikron.
Pemakai kondom semakin mudah terinfeksi atau menularkan penyakit kelamin karena selama proses pembuatan kondom terbentuk lubang-lubang dan sensitif terhadap suhu panas dan dingin, sehingga 36 - 38 persen sebenarnya tidak dapat digunakan.
Kondomisasi atau 100 persen kondom sebagai salah satu butir dari strategi nasional telah ditetapkan sejak 1994 hingga sekarang. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Apa cuma orang yg menikah saja yg punya rasa keinginan untuk bercinta...?
Semua orang yg sudah merasa dewasa,tentunya punya rasa yg sama.Cuma bedanya ada yg bisa menahan diri (karena taat pd aturan2 agama tertentu) ada juga yg tak bisa menahan diri
Yg sudah punya istripun sering jajan di luaran.
Apapun agamanya ini semua demi menjaga keamanan dan kesehatan kita bersama.
Bagi yg sadar akan Dobel resiko silakan pakai.
AIDS & Anak.
Umur kamu masih berapa..?
Agama tidak bisa jadi andalan segalanya untuk membendung sifat2 manusia yg serba Rakus & serakah.
Kita lihat semua pemimpin / aparat / petugas bangsa Indonesia mana yg nggak Korupsi?
Apakah dlm KTP mereka tertulis tak beragama..?
Bahkan seorang ulama besar saja masih tak bisa membendung gejolak si burung.
semua manusia itu sifatnya manusiawi,tak 1 pun ada yg sempurna,walaupun ngakunya suci.
jadi menurut si pemakai itu tak ada hubungannya dengan pernikaan, jadi program ibu itu salah.