Port of Spain (ANTARA News/AFP) - Inggris dan Prancis, Sabtu, sepakat mendanai negara berkembang dalam memerangi pemanasan global dan mengimbau pengumpulan dana 10 miliar dolar AS dari negara-negara kaya sebagai dana perubahan iklim.

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang menghadiri KTT negara Persemakmuran yang diselenggarakan secara tertutup di Trinidad, menyerukan bahwa dana tersebut akan disepakati pada pertemuan iklim di Kopenhagen, 7-18 Desember.

Brown mengatakan Inggris akan menyumbang 1,3 miliar dolar dalam tempo tiga tahun.

Sarkozy, dalam pidato di hadapan para pemuka Persemakmuran, tidak mengatakan berapa banyak Prancis akan menyumbang, tapi menjelaskan bahwa dana 10 miliar dolar AS tersebut dihimpun antara tahun 2010 dan 2012, sedangkan mekanisme pembayarannya akan ditetapkan setelah itu.

Dia mengatakan kepada para wartawan bahwa dia dan Brown bekerjasama untuk memperjuangkan pengumpulan dana itu, terutama guna memompa keuangan negara miskin dan negara-negara yang memerlukan.

Sekitar 20 persen dari dana itu akan digunakan untuk memerangi pembalakan liar.

Kedua pemimpin menjelaskan prakarsa itu bisa menemui jalan buntu jika negara-negara berkembang menolak keras menanda-tangani kesepakatan iklim itu, karena dianggap berbuntut merugikan ekonomi mereka.

"Negara-negara miskin harus memahami bahwa negara kaya akan membantu mereka dalam menyesuikan perubahan iklim, dan perlunya penyesuaian dalam ekonomi mereka," kata Brown di dalam jejaring resminya.

"Kami akan menyumbang sejumlah uang untuk membantu itu. Inggris akan melakukannya, dan sebagian negara Eropa juga akan melakukannya. Saya percaya bahwa Amerika juga akan melaksanakannya."

Kehadiran Sarkozy pada KTT negara Persemakmuran -- satu perhimpunan yang tidak mencakup Prancis -- belum pernah terjadi sebelumnya, dan itu dimaknai sebagai tanda desakan Kopenhagen untuk menyukseskan perjanjian itu.

Para pemimpin Prancis dan Inggris juga melakukan pembicaraan bilateral di sela-sela KTT, untuk mengembangkan usul mereka, yang diperkirakan akan disajikan dalam usul yang lebih terinci di Kopenhagen. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009