"`Honest` (jujur), `care` (peduli), `smart` (cerdas) adalah modal untuk menjadi pemenang," kata Anggota DPR Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto dalam acara bedah buku otobiografi Brigjen Pol (Purn) Antonius Tifaona "Bagi Tuhan dan Tanah Air" di Jakarta, Sabtu.
Politisi PDIP itu menegaskan, ketiga modal tersebut harus dimiliki polisi, apapun pangkat yang disandangnya.
Menurut dia, ketiga hal itu tertanam pada sosok Brigjen Pol (Purn) Antonius Tifaona, mantan Kapolda Maluku dan Wakil Kepala Polda Jawa Barat.
Sidarto memaparkan beberapa konsep yang dikembangkan Antonius, seperti kebijakan pemakaian helm bagi pengendara motor di Indonesia (dimulai dari Jawa Timur tahun 1984), dan penyempurnaan konsep buka-tutup dalam penertiban jalur Puncak Bogor, Jawa Barat.
Antonius adalah polisi yang mengemukakan konsep "rekonsiliasi" masyarakat yang dilanda kerusuhan, saat menjabat sebagai Ketua Tim Operasional Rekonsiliasi Pusat Tahun 2000.
Sementara pembicara lain yang juga pensiunan polisi dan mantan Komisioner Komnas HAM 2002-2007, Mayjen Pol (Purn) Koesparmono Irsan menilai Antonius adalah sosok yang tegas dan "blak-blakan" atau berbicara apa adanya.
Koesparmono, yang juga rekan Antonius, mengungkapkan Antonius jarang terlihat mencatat pelajaran saat bersama-sama menimba ilmu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Kebayoran Baru, Jakarta, pada tahun 1960-an.
"Tetapi malah dia yang biasanya lulus terlebih dahulu," kata Koesparmono.
Pembicara lainnya, Pater Norbert Betan, menilai pengabdian Antonisu telah merefleksikan karya bakti yang berdasarkan kepada iman dan perjuangan.
"Karya bakti yang dilakukannya berhasil dalam mengatasi berbagai tantangan yang dia terima," kata Direktur Lembaga Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) ini. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009