Caracas (ANTARA News/AFP) - Presiden Palestina Mahmud Abbas, Sabtu, berterimakasih kepada Presiden Venezuela Hugo Chavez, atas dukungan bagi pembentukan negara Palestina masa depan, pada saat ia melakukan kunjungan ke lima negara Amerika Latin.
Pemimpin Palestina itu juga mengeluarkan peringatan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengumumkan larangan 10 bulan pembangunan permukiman di Tepi Barat, Rabu.
"Netanyahu menghentikan perundingan. Kami tak bisa memulai perundingan tanpa ada komitmen dari kedua pihak, untuk menghormati kewajiban masing-masing berkaitan dengan peta-jalan," suatu rencana perdamaian Timur Tengah 2003 yang didukung Amerika Serikat.
Rencana perdamaian itu menyeru agar negara Palestina hidup berdampingan dengan Israel, kata Abbas.
Peta-jalan, yang masih menjadi dasar bagi perundingan antara kedua pihak, menuntut bahwa negara Yahudi tersebut membekukan semua pembangunan permukimannya.
Perundingan perdamaian telah diselenggarakan sejak hampir setahun lalu, namun hingga kini masih terhenti berkaitan dengan masalah permukiman.
"Pendudukan akan terus berlangsung. Netanyahu akan tak setuju untuk memulai perundingan yang mereka tinggalkan. Dia akan memutuskan antara perdamaian dan pendudukan, dan sangat disesalkan dia memilih pendudukan," kata Abbas dalam pidatonya di depan Majelis Nasional Venezuela.
Tindakan Netanyahu dipuji oleh AS sebagai langkah ke arah diluncurkannya kembali proses perdamaian, namun rakyat Palestina mengatakan bahwa itu masih jauh dari tuntutan mereka, untuk membekukan seluruhnya permukiman menjelang diadakannya perundingan baru.
Abbas, yang menemui sejumlah besar khalayak di dalam kunjungannya di Brazilia, Argentina, Chile dan Paraguay, Jumat, bertemu dengan Presiden Chavez.
Venezuela, kata Chavez setelah berbicara dengan tamunya, "sejak awal berada di samping rakyat Palestina, di dalam sejarahnya memerangi ... melawan negara pembantai Israel".
Pemimpin sayap kiri itu menyebut dirinya sebagai pendukung setia rakyat Palestina dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, setelah negara Yahudi itu melakukan serangan militer yang menelan banyak korban di Jalur Gaza pada awal tahun ini.
"Kami menyambut sikap tegas anda untuk Palestina. Itu tidak heran karena anda mewarisi semangat pejuang besar Simon Bolivar," kata Abbas, yang merujuk kepada bapak kemerdekaan beberapa negara Amerika Latin, termasuk Venezuela.
Chavez menyambut kunjungan bersejarah Abbas dengan menghadiahkan penghargaan tertinggi, yang disebut "Order of the Liberator", yang diambil dari sebutan buat Bolivar, dan memberinya replika pedang pahlawan nasional itu.
"Anda adalah pembebas Palestina," kata Chavez.
"Tangan anda yang satu memenang pedang, dan lainnya membawa ranting zaitun. Namun anda tak ingin menghunusnya, meskipun anda harus selalu membawa pedang itu di tangan."
Abbas, yang sebelumnya meletakkan karangan bunga di makam Bolivar, menyampaikan terima-kasih kepada para anggota parlemen Venezuela atas dukungan mereka, pada saat mereka menyetujui satu perjanjian untuk meningkatkan hubungan antara kedua bangsa.
"Saya tahu bahwa Venezuela, baik pemerintah maupun rakyatnya, akan terus memberikan dukungan mereka kepada rakyat kami, untuk membentuk negara Palestina merdeka," kata Abbas. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009